Palu (ANTARA) -
Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ketinggian gelombang air laut di Kabupaten Bangggai, Banggai Kepulauan dan sekitarnya pascagempa mangnitudo 6,9 masih berada pada level normal.
"Berdasarkan pantauan citra satelil BMKG, ketinggian gelombang air laut di Kabupaten Banggai dan sekitarnya pasca gempa antara 0,5 hingga satu meter. Artinya masih normal," kata Forecaster BMKG Stasiun Metereologi Bandar Udara Mutiara Sis Al Djufrie Pali, Mohamad Fathan, Jumat malam.
Dia menjelaskan status ketinggian gelombang air laut dapat dikategorikan siaga jika di atas dua meter. Jika sudah setinggi itu maka warga yang berada di pesisir pantai diimbau untuk segera menjauh.
"Pantauan satelit sejak kemarin sampai sekarang masih normal antara 0,5 sampai satu meter. Belum ada perubahan. Hanya diprediksi Luwuk dan sekitarnya akan diguyur hujan dengan intensitas ringan,"ucapnya.
Olehnya dia mengimbau warga untuk tidak mudah terpengaruh apalagi sampai terhasut dengan isu-isu yang tidak jelas perihal tsunami dan naiknya air ke pemukiman warga.
Menurutnya, isu tersebut bisa saja dihembuskan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang ingin melakukan aksi kejahatan dengan memanfaatkan situasi dan kondisi rumah-rumah warga yang kosong ditinggal mengungsi.
"Olehnya saya mengimbau kepada warga agar mencari informasi resmi di situs atau media sosial BMKG. Bisa juga mencari tahu kebenaran informasi tersebut di situs atau media sosial resmi milil BNPB dan Basarnas," imbaunya.
Warga Kota Luwuk, Ibu Kota Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng), dilaporkan panik dan berlarian mencari tempat yang tinggi, setelah gempa bumi 6,9 skala richter (SR) mengguncang wilayah Banggai dan Banggai Kepulauan pada Jumat malam pukul 19:40:49 Wita.
"Situasi kota kacau karena ribuan orang, terutama dari wilayah pantai, berebutan jalan menuju tempat-tempat tinggi menggunakan mobil dan sepeda motor," ujar Stevan Pontoh, koresponden Antara di Luwuk.
Menurutnya, sebagian besar warga menuju Bukit Keles menyebabkan jalan raya ke bukit itu nyaris macet total.
Sementara itu, Pian dari Kecamatan Batui melaporkan ribuan warga telah berkumpul di halaman Polsek Batui dan Kantor Camat Batui.
"Kebetulan lokasi Polsek dan Kantor Camat ini ada di tempat yang agak tinggi, jadi orang semua berkumpul di sini," ujarnya.
Situasi semakin membuat panik warga karena ada laporan permukaan air laut di tepi pantai mulai turun.
"Kondisi kami semakin runyam karena hujan juga mulai turun. Semua orang meninggalkan rumahnya mencari tempat yang lebih tinggi terutama warga yang tinggal dekat pantai," tambahnya.
Baca juga: Warga Morowali tetap diminta waspada
Baca juga: BMKG akhiri peringatan dini tsunami gempa Sulteng
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan waspada tsunami untuk Morowali, masyarakat diminta mengungsi
Berita Terkait
Pemprov Sumbar uji kontijensi bencana gempa dan tsunami
Selasa, 19 November 2024 4:36 Wib
PVMBG: Gempa letusan Gunung Marapi cenderung menurun
Senin, 18 November 2024 15:23 Wib
Kota Sanana diguncang gempa 5,4 magnitudo akibat deformasi kerak bumi
Sabtu, 2 November 2024 4:51 Wib
Pemkot Padang - Basarnas gelar latihan gabungan hadapi Megatrust
Rabu, 30 Oktober 2024 15:49 Wib
Pemkab Pasaman Barat salurkan bantuan bagi korban terdampak gempa
Rabu, 2 Oktober 2024 19:46 Wib
Simulasi penanganan gempa megathrust di Jakarta
Rabu, 2 Oktober 2024 17:37 Wib
Peringatan 15 tahun gempa 2009, Mahyeldi beberkan langkah mitigasi yang telah digagas
Selasa, 1 Oktober 2024 9:41 Wib
15 Tahun Gempa Padang 30 September, Pj Wako Imbau Masyarakat Mengambil Hikmahnya
Senin, 30 September 2024 20:52 Wib