Tuapeijat, Mentawai (ANTARA) - Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar meresmikan listrik pedesaaan di Desa Bosua dan Berulou, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin.
"Patut kita syukuri, ini bentuk kerja keras dari semua pihak terutama teman - teman PLN sehingga program listrik desa sudah terlaksana dengan baik terlebih dimentawai," kata Arcandra Tahar usai meresmikan listrik pedesaan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Senin.
Ia menjelaskan, program listrik desa sebuah wujud dari bentuk energi berkeadilan.
"Kami di Kementerian sangat mendukung program ini, karena merupakan wujud dari energi berkeadilan karena seluruh Indonesia dapat menikmati hasil pembangunan termasuk penyediaan listrik kepada seluruh masyarakat," katanya.
Selain itu, ia menyebutkan Mentawai memiliki potensi untuk energi baru yang dapat dikembangkan menggunakan bambu dengan besaran daya 0,75 megawatt, dan ini bagus untuk didorong karena lebih murah.
"Ini bagus karena lebih murah dari pada pembangkit listrik tenaga diesel," katanya.
Tidak hanya itu, di Sumatera Barat juga ada potensi panas bumi (geothermal) yang sudah mulai di Solok Selatan.
Sementara Direktur Regional PLN Wilayah Sumatera, Wiluyo Kusdwiharto mengatakan penambahan listrik desa di Mentawai juga berdampak pada peningkatan rasio elektrifikasi Sumatera Barat.
"Dengan bertambahnya desa - desa yang teraliri listrik, rasio elektifikasi Sumbar juga ikut meningkat dan ini yang terus kita tingkatkan," ujarnya.
Dia menyebutkan, dari 1.158 desa di Sumatera Barat terdapat 1.141 desa atau 98,5 persen berlistrik PLN dan 17 desa atau 1,4 persen berlistrik non-PLN.
Sesuai roadmap listrik desa, imbuhnya keseluruhan desa yang belum berlistrik PLN terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Oleh sebab itu, PLN Sumbar memprogramkan membangun jaringan listrik di delapan desa di tahun 2019, dan sembilan desa di tahun 2020.
Sementara untuk Kepulauan Mentawai sendiri, rasio elektrifikasi mengalami peningkatan sebesar 13,43 persen dari 43,07 persen pada tahun 2017 menjadi 56,50 persen pada akhir tahun 2018.
Penyebab belum terpenuhi kebutuhan listrik di Mentawia karena infrastruktur jalan di kabupaten kepulauan itu belum ada, perizinan kawasan hutan dan ijin dari lahan perusahaan dan kebun warga serta lokasi permukiman jauh dari jaringan listrik eksisting. (*)