Kogami ajak masyarakat siapkan diri hadapi ancaman gempa dan tsunami

id dprd,siaga bencana

Kogami ajak masyarakat siapkan diri hadapi ancaman gempa dan tsunami

Kabag Persidangan DPRD Sumbar Jhon Lizar (dua dari kiri) membuka sosialisasi mitigasi bencana di Sekretariat DPRD Sumbar, Kamis (14/2). (Ist)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Komunitas siaga tsunami (Kogami) Sumatera Barat mengajak masyarakat menyiapkan diri menghadapi ancaman gempa dan tsunami yang diprediksi akan terjadi daerah tersebut.

Aktivis Kogami Sumbar Patra Rina Dewi di Padang, Kamis, mengatakan ancaman gempa dan tsunami di pesisir pantai Sumatera Barat telah diprediksi sejak 2005 pascatsunami Aceh pada Desember 2004

Ia mengatakan prediksi tersebut telah dikemukakan oleh para ahli gempa yakni tentang keberadaan Megatrhust Mentawai yang berada di pesisir barat pulau Sumatera. Meskipun gempa berkekuatan cukup besar pernah terjadi pada 2007 dan 2009, namun ancaman tersebut masih ada hingga saat ini.

“Hal ini bukan untuk membuat takut masyarakat namun menjadi pembelajaran dalam mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan buruk yang akan terjadi,” katanya saat menjadi pembicara dalam kegiatan mitigasi bencana yang dilakukan oleh Sekretariat DPRD Sumbar.

Ia juga mengapresiasi langkah yang dilakukan Sekretariat DPRD Sumbar yang mengadakan sosialisasi ini karena selama ini terkesan simulasi mitigasi bencana yang dilakukan kurang mendapatkan tanggapan dari masyarakat.

"Kita ingat gempa Palu, gempa sudah diprediksi dan diadakan simulasi, tapi kurang direspon dan ketika terjadi gempa masyarakat tidak siap. Kami berharap masyarakat Sumbar waspada dengan potensi gempa dan tsunami yang selalu mengancam,” katanya.

Sementara Kepala Bagian Persidangan DPRD Sumbar Jhon Lizar mengatakan Gedung DPRD Sumbar merupakan kawasan rawan bencana karena dekat dengan pesisir pantai sehingga pihaknya menggelar kegiatan sosialisasi ini.

Dia mengatakan para ahli geologi mengatakan Sumbar merupakan daerah yang berpotensi mengalami bencana gempa dan tsunami sehingga persiapan harus dilakukan oleh pihaknya.

Mitigasi ini dimulai dengan dua gedung DPRD Sumbar yang dibangun cukup tinggi dan dapat dijadikan shelter ketika terjadi bencana gempa berkekuatan besar dan menyebabkan tsunami.

Ia mengatakan untuk gedung yang baru dibangun enam lantai juga dipersiapkan menjadi shelter sehingga kedua gedung tersebut menjadi lokasi yang dituju masyarakat ketika gempa berkekuatan besar terjadi.

"Kalau terjadi tsunami, masyarakat bisa naik ke lantai atas DPRD Sumbar baik di gedung lama maupun gedung yang baru,” kata dia. (*)