DPRD tekankan sosialisasi secara intensif dampak COVID-19

id penularan covid-19,dprd solok selatan,penanganan covid-19,solok selatan siaga covid-19,armen syahjohan

DPRD tekankan sosialisasi secara intensif dampak COVID-19

Wakil Ketua DPRD Solok Selatan, Armen Syahjohan. (ANTARA/HO-instagram)

Padang Aro (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Solok Selatan, Sumatera Barat, Armen Syahjohan mendorong agar pemerintah setempat mengintensifkan sosialisasi dampak virus Corona jenis baru atau COVID-19 kepada masyarakat untuk mencegah penularan, kesalahpahaman dan penolakan pemakaman jenazah pasien yang meninggal karena positif terinfeksi virus tersebut.

"Pantauan saya di lapangan, masyarakat ini sepertinya minim diberi sosialisasi bahaya virus Corona. Saat kami memberikan penjelasan (tentang virus Corona), mereka santai saja. Sederhana bagi mereka, kalau 'gak' kerja 'gak' makan. Memang, tapi mawas diri perlu juga," ujarnya di Padang Aro, Senin.

Selain itu, katanya menambahkan perantau pulang kampung dari daerah terjangkit dipastikan bakal terjadi karena adanya pembatasan sosial dan tidak ada larangan mudik Lebaran. Untuk itu sosialisasi lebih intensif perlu dilakukaan pemerintah setempat mulai dari sekarang untuk mencegah penularan.

Sosialisasi yang terus dilakukan, menurutnya bakal tumbuh kesadaran masyarakat sehingga bisa memunculkan relawan-relawan dalam mencegah menularnya COVID-19 di daerahnya masing-masih.

"Sebagai contoh, kelompok pemuda di Pasar Muara Labuh berencana meminjam tangki air PDAM yang rencana diletaknya di tempat keramaian untuk meyedian tempat cuci tangan bagi masyarakat. Setidaknya langkah itu sudah mengajak dan mengimbau agar masyarakat untuk mencegah tertular virus corona," ujarnya.

Ia mengatakan adanya penolakan pemakaman jenazah pasien yang positif terinfeksi COVID-19, salah satu sebabnya adalah kurangnya sosialisasi.

"Masyarakat tidak semuanya mengerti istilah suspect, OPD (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam pengawasan). Yang mereka pahami yang bahasa-bahasa yang sederhana," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan, Novirman menyebutkan pemerintah setempat telah mengeluarkan surat edaran terkait upaya pencegahan dan penanganan bagi warga yang mengalami gejala mirip terinfeksi COVID-19 dan terus melakukan sosialisasi mulai dari kabupaten hingga nagari.

Selain itu, pemerintah setempat telah mendirikan pos pemeriksaan di empat pintu masuk perbatasan, yakni Hulu Suliti dengan solok, Kubang Gajah perbatasan dengan Kerinci, Jami, Lok Batu Sandi yang berbatasan dengan Muaro Bungo, Jambi, dan Lubuk Ulang-Aling yang berbatasan dengan Dharmaraya.

"Pemeriksaan di perbatasan empat shif, pagi hingga pagi lagi, dengan tim gabungan BPBD, Dinkes, polisi, TNI, dan Satpol PP," ujarnya.

Pemerintah setempat juga telah mengimbau kepada para perantau yang berada di daerah terjangkit, khususnya mudik Lebaran, untuk tidak pulang kampung dulu hingga kondisi tidak aman.

"Risiko itu di perjalanan seperti di bandara dan pelabuhan," ujarnya.

Data sementara perkembangan COVID-19 di Solok Selatan hingga Minggu (5/4), sebanyak 1.738 warga dengan status orang tanpa gejala, 62 orang dalam pemantauan, dua pasien dalam pengawasan, dan yang positif terinfeksi virus Corona tidak ada.