Arosuka, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat, melalui Dinas Kesehatan menemukan tiga kasus Congenital Syndrom Rubella (CSR) di wilayah setempat dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Satu di antaranya meninggal dunia, dua anak lainnya masih menjalani perawatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, Sri Efianti melalui Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Aida Herlina di Arosuka, Kamis, menyebutkan satu bayi pengidap Rubella asal Kecamatan Pantai Cermin ini meninggal di RSUP M. Djamil Padang pada 25 Januari 2018.
"Dia sudah terkena Rubella sejak masih kandungan. Ini yang paling kita khawatirkan dan harus diantisipasi, penularan virus Rubella ke ibu hamil, karena bisa menularkan pada bayi yang dikandungnya," ujarnya.
Secara medis penyakit rubella menyerang para kaum Ibu yang sedang hamil, dan hal itu berdampak langsung kepada janin yang dikandungnya jika tidak diberikan vaksin.
Sementara dua anak lainnya, masing-masingnya MH berusia 3 tahun 2 bulan dan K berumur 6 tahun. MH, Balita Nagari Koto Anau ini mengalami gangguan bicara, dan saluran menuju jantung berlubang. Sebelumnya balita ini juga terkena mata katarak, namun sudah dilakukan operasi saat ia berusia 21 bulan.
Untuk kondisi saluran menuju jantung yang berlubang sebesar 2 cm sudah dianjurkan dokter untuk dioperasi, namun belum bisa dilakukan karena keluarga terkendala dana.
Sedangkan gadis kecil K mengalami kebocoran jantung saat masih berusia tiga hari. Kemudian diusianya sudah beranjak 18 bulan ditemukan adanya kerusakan pada matanya (katarak).
Untuk mata sudah dilakukan operasi katarak, tetapi gadis kecil ini mengalami nasib kurang beruntung karena saat dilakukan pemeriksaan, pendengarannya juga tidak berfungsi. Kini ia dibantu oleh alat bantu dengar, namun belum dilakukan terapi karena keterbatasan biaya.
"Ini kenapa imunisasi Measles Rubella sangat penting untuk anak usia 9 bulan sampai 15 tahun, dan juga untuk ibu hamil. Karena penyakit campak dan rubella bisa menyebabkan kecacatan bahkan kematian," sebutnya lagi.
Dia meminta masyarakat dan orangtua untuk tidak lagi menolak pemberian vaksin MR pada anaknya.
Pencapaian target lebih dari 95 persen diperlukan untuk memutus mata rantai penularan penyakit dan melindungi kelompok umur yang tidak mendapatkan imunisasi tetapi rentan terhadap Campak dan Rubella seperti bayi, anak-anak dengan penyakit berat dan ibu hamil.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, capaian imunisasi Measles Rubella (MR) di Kabupaten Solok masih 58,35 persen dari 108.880 anak rentang usia 9 bulan hingga 15 tahun yang harus mendapatkan vaksin.
Menurutnya, bahaya penyakit campak dan rubella berpengaruh besar terhadap Ibu dan anak seperti kerusakan jantung, dan cacat fisik saat lahir.
Pihaknya meminta masyarakat setempat agar ikut serta menyukseskan imunisasi atau pemberian vaksin campak dan rubella di daerah itu untuk menekan penyakit tersebut. (*)
Berita Terkait
Realisasi imunisasi campak rubella di Agam masih rendah
Rabu, 27 Juli 2022 11:39 Wib
Solok peringkat empat di Sumbar realisasi imunisasi MR
Kamis, 17 Januari 2019 16:06 Wib
Realisasi imunisasi MR Rubella Sumbar 2018 tak sampai 50 persen
Selasa, 8 Januari 2019 15:53 Wib
Capaian imunisasi campak-rubella seluruh Indonesia baru 87,33 persen
Senin, 7 Januari 2019 13:51 Wib
Padang kejar target capaian imunisasi MR
Rabu, 28 November 2018 17:42 Wib
Wali Kota Padang minta imunisasi rubella lebih digencarkan
Rabu, 17 Oktober 2018 18:38 Wib
Imunisasi MR di Pariaman terkendala izin orang tua
Kamis, 27 September 2018 18:25 Wib
Realisasi Imunisasi Campak Rubella Agam Baru 11,8 Persen
Minggu, 23 September 2018 16:41 Wib