Kasus gigitan hewan penular rabies meningkat di Agam

id vaksin rabies

Kasus gigitan hewan penular rabies meningkat di Agam

Salah seorang dokter hewan Dinas Pertanian Kabupaten Agam, memberikan vaksinasi ke anjing milik warga guna meminimalkan kasus rabies di daerah itu. (ANTARA SUMBAR/Yusrizal)

Lubukbasung, (Antaranews Sumbar) - Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyatakan kasus gigitan hewan penular rabies di daerah itu meningkat dari 143 kasus pada 2017 menjadi 210 kasus 2018.

"Peningkatan kasus gigitan hewan penular rabies seperti anjing, kucing dan kera sebanyak 67 kasus. Dengan arti kata satu ekor hewan penular rabies menggigit dua sampai empat korban," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Agam, Farid Muslim di Lubukbasung, Rabu.

Selain kasus gigitan hewan penular rabies, tambahnya, hewan positif rabies juga meningkat sebanyak delapan ekor dari enam ekor pada 2017 menjadi 14 ekor 2018.

Ini berdasarkan pemeriksaan anjing, kucing dan kera di Laboratorium Kesehatan Hewan Kecamatan Baso.

Bagi positif rabies, warga akan diberi Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR).

"VAR dan SAR ini diberikan apabila warga digigit pada bagian bahu ke atas, sementara bahu ke bawah hanya diberi VAR," katanya.

Untuk mengatasi kasus gigitan ini, Dinas Pertanian Agam menargetkan akan mengeliminasi 2.000 ekor anjing liar selama 2019. Eliminasi anjing liar ini berdasarkan permintaan dari warga.

Selain itu, pemerintah akan melakukan vaksinasi sebanyak 6.000 ekor anjing milik masyarakat.

"Ini program kita setiap tahun dalam mengantisipasi kasus rabies di Agam," ujarnya.

Saat ini jumlah populasi anjing di Agam sebanyak 32.707 ekor yang tersebar di 16 kecamatan.

Wakil Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Team Operasional Penyelamatan Asset Negara Republik Indonesia (TOPAN-RI) Agam, Joni Efendi mengapresiasi program Dinas Pertanian Agam dalam mengantisipasi kasus rabies di daerah itu.

Namun pihaknya berharap program ini ditingkatkan karena populasi anjing sangat banyak di Agam.

"Dengan program ini tidak ada lagi anjing liar yang merupakan penular rabies di daerah itu, sehingga warga terbebas dari rabies," katanya. (*)