BPPT gunakan alat baru pencari sinyal CVR Lion Air JT 610

id cockpit voice recorder,Acoustic Release Transponder Benthos,Lion Air Jatuh

BPPT gunakan alat baru pencari sinyal CVR Lion Air JT 610

Puing pesawat Lion Air PK-LQP JT-610 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (5/11/2018). Pada operasi evakuasi badan pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 hari ke delapan tim SAR gabungan menemukan puing pesawat yaitu Emergency Locater Transmitter (ELT), Direction Flight, dan bagian roda pesawat ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.

Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Tim Kapal Riset Baruna Jaya I (BJ1) menurunkan alat pendeteksi sinyal baru bernama "Acoustic Release Transponder Benthos" dari Amerika Serikat (AS) untuk mencari "cockpit voice recorder" (CVR) pesawat Lion Air JT 610.

Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT Hammam Riza di Jakarta, Jumat, mengatakan alat bernama "Acoustic Release Transponder Benthos" yang merupakan bantuan AS ini adalah perangkat oseanografi untuk pencarian dan evakuasi instrumentasi dari dasar laut, di mana evakuasi dapat dipicu dari jarak jauh oleh sinyal perintah akustik.

"Rilis khusus terdiri dari hidrofon atau radio dalam air, baterai dan lengan evakuasi untuk melepaskan jangkar menggunakan motor listrik torsi tinggi. Proses pencarian sinyal CVR juga sudah dilakukan dengan menurunkan perahu karet Kapal Riset Baruna Jaya I. Semoga hari ini TIM SAR Baruna Jaya I mendapatkan hasil yang optimal," lanjutnya.

Bagian kotak hitam pesawat Lion Air PK-LQP, yakni CVR hingga hari ke-12 pencarian masih belum ditemukan seiring melemahnya sinyal ping dari CVR.

"Hingga kini bagian kotak hitam, yang CVR bunyi ping, ping-nya semakin lemah. Jumat siang ini Tim SAR Lion Air KR Baruna Jaya 1, masih melakukan konfirmasi (pencarian) sinyal CVR yang tertangkap oleh "Remotely Operated Vehicle" (ROV) BJ1," katanya.

Hammam mengatakan pencarian CVR juga dibantu oleh penyelam yang dilengkapi dengan ping locator dari Basarnas dan bergerak di kedalaman 25 meter di bawah permukaan laut. (*)