Ditemukan empat kasus rubella di Pariaman, dua meninggal dunia

id vaksin campak dan rubella

Ditemukan empat kasus rubella di Pariaman, dua meninggal dunia

Tenaga medis memberikan vaksin campak dan rubella kepada pelajar di Pariaman. (Antara Sumbar/Muhammad Zulfikar)

Yang kita khawatirkan adalah kaum Ibu sedang hamil terserang rubella, hal tersebut yang perlu diantisipasi sejak dini
Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, menemukan empat kasus penyakit rubella di daerah itu, dua di antaranya meninggal dunia.

"Dua korban kasus rubella meninggal dunia karena abortus dan prematur, sedangkan dua lainnya masih hidup, namun mengalami kelainan jantung, tuli dan katarak," kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Desi Irawati di Pariaman, Rabu.

Ia mengatakan empat kasus tersebut merupakan hasil yang ditemui oleh Dinas Kesehatan setempat, dan diperkirakan masih ada namun ditutupi oleh masyarakat.

Selain itu ujar dia, dinas terkait juga belum bisa memastikan kapan kejadian kasus kematian akibat rubella ini. Hal itu dikarenakan sebagian masyarakat masih menutupi persoalan tersebut.

"Kejadian tersebut baru kami ketahui di awal 2018, oleh karena itu masyarakat diminta agar bisa bekerja sama dalam menangani kasus rubella yang membahayakan keselamatan," katanya.

Secara medis penyakit rubella menyerang para kaum Ibu yang sedang hamil, dan hal itu berdampak langsung kepada janin yang terdapat di dalam kandungannya jika tidak diberikan vaksin.

"Yang kita khawatirkan adalah kaum Ibu sedang hamil terserang rubella, hal tersebut yang perlu diantisipasi sejak dini," ujarnya.

Wakil Wali Kota Pariaman, Genius Umar mengatakan pemerintah setempat telah menargetkan daerah itu bebas penyakit campak dan rubella pada 2020.

"Untuk mencapai target tersebut pemerintah daerah akan berupaya mempercepat dan merealisasikan pemberian vaksin campak dan rubella kepada anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun," kata dia.

Ia mengatakan berdasarkan data yang ada, sekitar 24.504 anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun akan diberikan vaksin campak dan rubella di daerah itu.

Pemberian vaksin tersebut lanjut dia, dilakukan dua tahapan, periode pertama dilaksanakan Agustus dan selanjutnya pada September 2018.

"Pemerintah daerah optimis target bebas penyakit campak dan rubella pada 2020 dapat dicapai dengan persentase sekitar 90 persen," katanya.

Pihaknya menyampaikan target tersebut harus mampu dicapai agar tidak ada lagi kasus campak maupun rubella di daerah itu yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan Ibu dan anak.

Secara medis ujar dia, bahaya penyakit campak dan rubella berpengaruh besar terhadap Ibu dan anak seperti kerusakan jantung, dan cacat fisik saat lahir.

Pihaknya meminta kepada masyarakat setempat agar ikut serta menyukseskan imunisasi atau pemberian vaksin campak dan rubella di daerah itu untuk menekan penyakit tersebut. (*)