Singapura, (Antaranews Sumbar) - Pendaki perempuan Indonesia dari Tim The Women of Indonesias Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU) berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi dunia yakni Gunung Everest (8.848 mdpl).
"Puji Tuhan Summit! Saat ini 17 Mei 2018, pukul 5.50 Sang Saka Merah Putih berkibar di puncak Everest. Bendera Indonesia di tujuh puncak dunia, keberhasilan ini kami persembahkan untuk persatuan bangsa, untuk mu Indonesia," kata perempuan pendaki tim WISSEMU Mathilda Dwi Lestari (Hilda) dalam keterangan tertulisnya diterima di Singapura, Kamis.
Dia juga mengucapkan rasa terima kasih kepada Unpar, Mahitala, Bank BRI, dan Multikarya Asia Pasifik Raya.
Pencapaian ini kata dia semakin bermakna mengingat Puncak Gunung Everest menjadi penutup yang manis dari misi ekspedisi mengibarkan bendera Indonesia di tujuh gunung tertinggi di tujuh benua, seven summits sering disalahartikan sebagai tujuh gunung tertinggi di dunia.
Hilda juga sempat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua rekan yang telah memberi dukungan dari Tanah Air dan berharap keberhasilan ini dapat menjadi berita baik untuk Indonesia.
"Bangkit Indonesia," ujar Hilda.
Rasa bangga turut diucapkan Rektor Universitas Katolik Parahyangan Mangadar Situmorang.
"Selamat untuk Deedee (perempuan pendaki tim WISSEMU lainnya Fransiska Dimitri Inkiriwang) dan Hilda. Bangga terhadap dua putri terbaik Indonesia atas capaian di puncak terakhir dari tuhuh benua, Everest," katanya.
Menuju puncak Everest
Hilda dan Deedee memulai perjalanan dari Everest Base Camp (EBC) pada 11 Mei 2018 lalu, di ketinggian 5.150 mdpl sebagai titik awal pendakian, akhirnya dua pendaki Tim WISSEMU ini menapakan kaki di titik tertinggi di dunia tepat pukul 05.50 waktu setempat (atau pukul 07.05 WIB).
Berita baik ini datang dari salah satu pendaki Tim WISSEMU, Hilda melalui pesan satelit sesaat setelah sampai di Puncak Gunung Everest.
Upaya menuju puncak (summit attempt) dari Camp 3 (8.225 mdpl) pada 17 Mei 2018 pukul 23.30 waktu setempat, tim melakukan perjalanan selama 6,5 jam untuk mencapai puncak tertinggi di dunia tersebut. Perjalaan menuju puncak dari titik terakhir ini pun ditemani dengan angin kencang dan suhu udara yang mencapai -25 derajat Celcius.
Perjalanan menggapai atap langit ini tentu bukan perkara mudah dan perlu waktu yang panjang. Setelah meninggalkan Indonesia sejak 29 Maret 2018, selama satu setengah bulan berada di Nepal dan Tibet, Tim fokus mempersiapkan diri melalui serangkaian kegiatan aklimatisasi di medan pendakian.
Keberhasilan ini merupakan suatu bentuk persembahan dari Mahitala UNPAR untuk persatuan Bangsa Indonesia. Kabar baik untuk Indonesia ini sekaligus menjadi sedikit penyejuk di tengah rangkaian kejadian berita duka yang tengah menimpa negeri tercinta ini.
Selain itu, melalui keberhasilan ini, Tim WISSEMU mencatatkan diri sebagai tim perempuan Indonesia pertama yang menyelesaikan trek seven summits. Pendakian menuju Puncak Gunung Everest adalah pendakian pamungkas setelah sebelumnya Deedee dan Hilda sudah mengibarkan Bendera Merah Putih di enam puncak gunung tertinggi di enam lempeng benua lain. (*)
Berita Terkait
Kisah para penakluk Gunung Everest di tengah COVID-19 masih berkecamuk
Senin, 31 Mei 2021 7:55 Wib
Jenazah Pendaki India Ditemukan di Everest
Senin, 30 Mei 2016 22:58 Wib
Kemlu: Lokasi Tiga WNI Pendaki Everest Ditemukan
Kamis, 30 April 2015 6:47 Wib
Kemenpora Bantu Pendaki Putri ke Puncak Everest
Senin, 21 April 2014 18:41 Wib
Pendaki Malaysia Tewas Saat Coba Taklukkan Everest
Rabu, 5 Juni 2013 10:27 Wib
Dua Pendaki Puncak Everest Kembali ke Indonesia
Selasa, 4 Juni 2013 17:29 Wib
Dua Orang Asing Meninggal Saat Turuni Gunung Everest
Selasa, 21 Mei 2013 18:14 Wib
Seorang Pendaki Asal Rusia Meninggal di Gunung Everest
Rabu, 15 Mei 2013 18:25 Wib