IDI Solok perbantukan 12 dokter spesialis ke daerah pelosok Garabak Data

id IDI Solok

IDI Solok perbantukan 12 dokter spesialis ke daerah pelosok Garabak Data

Bupati Solok, Gusmal berfoto bersama dengan IDI cabang Solok. (humas)

Tenaga kesehatan dan pemerintah terus bersinergi dalam memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Arosuka, (Antaranews Sumbar) - Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kabupaten Solok, Sumatera Barat akan memperbantukan 12 dokter spesialis untuk melaksanakan pelayanan kesehatan selama tiga hari, di daerah terpelosok Nagari Garabak Data, Kecamatan Tigo Lurah.


"Pelayanan kesehatan dimulai 27 hingga 29 April 2018 yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) Ke-110," kata Ketua IDI Kabupaten Solok, dr.Ola Prian di Arosuka, Selasa.


Kegiatan yang akan dilaksanakan diantaranya pengobatan gratis, sunatan massal, deteksi dini penyakit tidak menular, deteksi dini tumbuh kembang anak, penyuluhan dan konsultasi kesehatan.


Kemudian pelayanan dari spesialis bedah umum dan orthopedi seperti sirkumsisi atau sunat, bedah minor, konsultasi dan pengobatan, bidang spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) seperti pemeriksaan kehamilan dan konsultasi USG.


Sedangkan spesialis anak seperti pengobatan, konsultasi gizi dan tumbuh kembang anak, kemudian spesialis penyakit dalam, dokter gigi dan umum, spesialis THT dan spesialis kulit dan kelamin juga melakukan konsultasi dan pengobatan, terapi akupunktur.


“Kami juga telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Solok terkait kegiatan ini,” ujarnya.


Pihaknya akan berupaya untuk membantu pemerintahan dan dinas kesehatan dalam pembangunan kesehatan demi terwujudnya salah satu visi Pemerintahan Kabupaten Solok.


Terkait pemilihan daerah terpencil yang dijadikan tempat pelaksanaan bakti sosial, ia mengatakan bahwa kondisi ekonomi masyarakat yang beragam menimbulkan kesenjangan sosial di berbagai bidang kehidupan.


Salah satunya, lanjut dia adalah pelayanan kesehatan yang tidak merata di seluruh pelosok nusantara yang menjadikan reputasi pelayanan kesehatan di negeri ini dinilai buruk di mata masyarakat ekonomi kelas bawah.


Belum lengkapnya sarana kesehatan di daerah terisolir juga menjadi tantangan tersendiri. Jarak puskesmas seringkali sangat jauh dari tempat tinggal masyarakat, akibatnya mereka sulit menjangkau petugas kesehatan dan petugas kesehatan pun sulit menjangkau mereka, ujarnya.


"Tenaga kesehatan dan pemerintah terus bersinergi dalam memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," ujarnya.


Sementara Bupati Solok, Gusmal mengatakan bahwa kesehatan merupakan sesuatu yang tidak ternilai harganya, karena itu juga kesehatan masuk dalam salah satu dari empat pilar pembangunan yang dicanangkan Solok.


Untuk itu, kesehatan tidak hanya menjadi beban tanggung jawab pemerintah saja, melainkan setiap masyarakat harus turut pula menerapkan pola hidup sehat.


"Saya mendukung setiap kegiatan yang dilaksanakan IDI nantinya, terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," ujarnya. (*)