Dua stasiun Geofisika dimiliki Provinsi Aceh di 2018

id Geofisika

Dua stasiun Geofisika dimiliki Provinsi Aceh di 2018

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). (Antara)

stasiun salah satunya berfungsi melakukan pemantauan aktivitas gempa bumi di Aceh dan sekitarnya, merupakan pindahan dari kawasan Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara
Banda Aceh, (Antara) - Dua stasiun geofisika untuk memantau aktivitas seismik dimiliki Provinsi Aceh mulai 2018 yakni Mata Ie di Aceh Besar dan Tapaktuan di Aceh Selatan .

"Sekarang kami ada tambahan satu di Tapaktuan mulai tahun ini," kata Pelaksana harian Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie BMKG Aceh, Rilza Nur Akbar di Aceh Besar, Senin.

Ia menambahkan stasiun salah satunya berfungsi melakukan pemantauan aktivitas gempa bumi di Aceh dan sekitarnya, merupakan pindahan dari kawasan Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara.

Status stasiun yang berada di Tapaktuan, ibu kota Kabupaten Aceh Selatan sama dengan Mata Ie di Kabupaten Aceh Besar, yaitu Kelas III dan sehari-hari bertugas melakukan pengamatan geofisika dan lain-lain.

Seperti diketahui, Aceh merupakan salah satu provinsi memiliki intensitas gempanya yang tinggi di Indonesia, karena berada di bentangan Patahan Semangko atau Sesar Sumatera.

Yakni patahan gempa sepanjang 1.900 kilometer terbentang dari Aceh hingga Teluk Semangko di Provinsi Lampung. Aceh juga berada di dekat pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia.

"Untuk gempa terjadi di Aceh, bukan cuma kita yang menganalisa. Tapi seluruh balai (BMKG) wilayah Sumbagut juga menganalisa. Nanti ke depan, Tapaktuan juga menganalisa," tegas Rilza.

Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie, Eridawati pekan lalu mengatakan, pihaknya mencatat telah terjadi 106 gempa bumi menguncang Provinsi Aceh periode Januari-Maret 2018.

Ia merinci, seperti di Januari terdapat 16 kali guncangan, lalu di Februari ada 38 gempa, dan terakhir Maret 52 gempa bumi.

Ke-106 gempa itu, merupakan teranalisa pihaknya, karena terpantau sensor gempa terpasang di Aceh dengan kekuatan magnitudo di atas dua skala Richter.

"Bila tidak teranalisa kita, akibat titik gempa jauh atau kurang dari dua skala Richter, total ada 217 kali. Di Januari 67 gempa, Februari ada 69, dan Maret terdapat 81 kali gempa," ujarnya.