Kunjungan Wisatawan ke Jembatan Siti Nurbaya Meningkat Sejak Libur Akhir Tahun

id Jembatan Siti Nurbaya

Kunjungan Wisatawan ke Jembatan Siti Nurbaya Meningkat Sejak Libur Akhir Tahun

Keramaian di Jembatan Siti Nurbaya Padang pada malam hari, Rabu (27/12). (istimewa)

Padang, (Antara Sumbar) - Kunjungan wisatawan ke Jembatan Siti Nurbaya Padang, Sumatera Barat (Sumbar), terus mengalami peningkatan sejak libur natal pada Senin (25/12).

"Sejak libur natal pada Senin, sampai sekarang kunjungan wisatawan ke sini terus meningkat dibandingkan hari biasa. Naiknya sekitar 30 persen," kata salah seorang pedagang di Jembatan Siti Nurbaya Riski (26), di Padang, Kamis.

Meningkatnya kunjungan wisatawan ke jembatan yang namanya diambil dari novel klasik itu, juga berpengaruh pada pendapatan pedagang di lokasi setempat.

"Kalau pada hari biasa penjualan sekitar Rp400 ribu, sekarang bisa mendapatkan hasil mencapai Rp600ribu, hingga Rp700 ribu," katanya yang sudah berjualan sejak jembatan itu diresmikan pada 2002.

Tidak hanya wisatawan lokal, pengunjung ke lokasi itu juga berdatangan dari provinsi tetangga seperti Pekanbaru, Jambi, dan Bengkulu.

Pengunjung ke lokasi itu paling banyak datang pada malam hari, mulai dari sore sekitar pukul 17.30 WIB, hingga pukul 24.00 WIB.

"Biasaya pada pukul 23.00 WIB saya sudah tutup, namun kalau libur jelang tahun baru tutupnya lewat tengah malam," jelas Riski yang menjual jagung bakar, dan makanan lainnya.

Peningkatan pengunjung ke lokasi itu juga diamini oleh Nurhamidah (60), pedagang lainnya di jembatan sepanjang 156 meter tersebut.

Lokasi itu memang selalu ramai pada masa libur akhir tahun, peningkatan diprediksi akan terus terjadi sampai malam pergantian tahun.

Karena lokasi itu setiap malam pergantian tahun selalu menjadi tempat digelarnya pesta kembang api.

Wisatawan di Jembatan Siti Nurbaya dapat menyaksikan pemandangan di bukit Gado-Gado, Sungai Batang Harau, dan tiang-tiang lampu tinggi yang dibuat dengan estetika tertentu.

Lokasi tersebut cocok dijadikan pilihan wisata keluarga, sambil berfoto ria di jembatan klasik yang dibangun sejak 1995.

Di sepanjang jembatan tersebut ada 20 lebih pedagang yang menjual berbagai makanan seperti jagung bakar, pisang bakar, sate, sala lauak, dan sejumlah makanan dan minuman lainnya. (*)