Sawahlunto, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, berencana untuk menggelar kampanye "Gerakan Sehari Naik Angkot" yang dijadwalkan mulai pekan keempat Maret 2017.
"Gerakan tersebut merupakan salah satu upaya meningkatkan penghasilan para pengusaha angkutan kota di kota ini karena sejak beberapa tahun belakangan keberadaannya sebagai salah satu moda transportasi massal semakin terancam akibat tidak mampu bersaing dengan alat transportasi lain seperti ojek sepeda motor," kata Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf di Sawahlunto, Rabu.
Dalam gerakan tersebut, pihaknya mengimbau seluruh aparatur sipil negara (ASN) menggunakan angkutan umum jenis angkot setiap Kamis ketika akan berangkat ke kantor dan pulang kerja.
Dengan demikian, lanjutnya, pendapatan pengusaha angkot bisa bertambah untuk menutupi biaya operasional kendaraan serta tingkat kesejahteraan para sopir mereka.
"Alhamdulillah salah satu bank pemerintah yang ada di kota ini, yakni BNI melalui salah seorang pimpinan manajemennya menyatakan sikap untuk menyokong gerakan ini," kata dia.
Ia berharap melalui upaya tersebut bisa memberikan solusi atas keterbatasan sarana transportasi massal di kota itu seiring meningkatnya daya saing pengusaha angkutan dalam menghadirkan armada yang layak jalan, aman dan nyaman.
Sementara itu, salah seorang warga pengguna transportasi umum di kota itu, Tri Iriani (47) mengaku ia lebih memilih ojek sepeda motor karena lebih cepat dan nyaman serta bisa diantar langsung ke alamat tujuan.
"Sarana angkutan kota lain membutuhkan waktu lebih lama karena harus menunggu penumpang lain serta jadwal keberangkatan yang nyaris tidak pasti meskipun tarifnya lebih murah," sebutnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi I DPRD Sawahlunto Epy Kusnadi SH menilai masalah ketersediaan angkutan umum di kota itu memang sudah menjadi dilema berkepanjangan, pasca-penurunan populasi penduduk kota itu akibat penghentian aktivitas penambangan oleh pihak BUMN bidang pertambangan batu bara, PT Bukit Asam-Unit Pertambangan Ombilin (PTBA-UPO) di kota itu awal 2000-an.
"Kondisi tersebut belum mampu diatasi karena tingkat kunjungan pelancong pascapenetapan visi kota wisata tambang yang berbudaya masih belum maksimal," jelasnya.
Akibatnya, lanjut dia, banyak pengusaha angkutan yang enggan menambah atau memerbaharui armada miliknya karena pendapatan yang diperoleh tidak mampu menutupi biaya operasional yang harus mereka keluarkan setiap bulannya.
Dengan kata lain, lanjutnya, upaya kampanye tersebut juga harus diiringi dengan langkah nyata dalam mengatasi keterbatasan jumlah armada maupun kelayakannya.
"Jangan sampai upaya itu hanya akan menambah beban baru bagi ASN karena harus mengalami risiko terlambat masuk kerja karena telat kebagian armada angkot dan itu artinya akan ada ancaman menurunnya kualitas layanan publik," tegas dia. (*)
Berita Terkait
Kualitas pelayanan publik di Pariaman naik jadi 90,98
Kamis, 12 Desember 2024 13:04 Wib
Naik jadi Rp2,99 juta UMP Sumbar 2025
Kamis, 12 Desember 2024 11:55 Wib
Emas Antam 12 Desember naik Rp14.000 ke angka Rp1,548 juta per gram
Kamis, 12 Desember 2024 10:05 Wib
Harga pangan pada Rabu, daging ayam naik jadi Rp36.710 per kg
Rabu, 11 Desember 2024 10:25 Wib
Gubernur: UMP Sumbar 2025 naik jadi Rp2,99 juta
Selasa, 10 Desember 2024 15:41 Wib
Emas Antam Selasa naik Rp14.000 ke angka Rp1,517 juta per gram
Selasa, 10 Desember 2024 9:10 Wib
Harga pangan Senin, bawang putih naik Rp5.410 jadi Rp47.520 per kg
Senin, 9 Desember 2024 9:15 Wib
Rupiah Jumat naik 14 poin menjadi Rp15.848 per dolar AS
Jumat, 6 Desember 2024 9:22 Wib