Lantunan ayat suci Al Quran yang dibaca imam terdengar merdu mengetuk jiwa dengan irama khas Timur Tengah menjelang dini hari di Masjid Jabal Rahmah Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan Padang.
Sesekali di tengah lantunan ayat terdengar isak tangis jamaah yang sedang mengikuti mengikuti Qiyamul Lail (Shalat Tahajud).
Tak kurang dari 500 orang setiap malam mengikuti Iktikaf di masjid yang berada di Komplek PT Semen Padang tersebut.
Mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa menghabiskan malam dengan beribadah, membaca Al Quran, berzikir, dan melaksanakan Shalat Tahajud guna mencari peluang untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno bahkan menyempatkan diri beriktikaf di masjid itu memasuki 10 hari terakhir Ramadhan.
Berbaur dengan jamaah lainnya Irwan biasanya tiba di masjid itu sekitar pukul 02.30 WIB bersama keluarganya.
Iktikaf merupakan aktivitas berdiam diri di dalam masjid yang diisi dengan kegiatan berzikir, membaca Al Quran dan ibadah lainnya pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Rangkaian kegiatan Iktikaf dimulai setelah shalat Tarawih sekitar pukul 21.00 WIB dengan ceramah, dilanjutkan dengan tadarus Al Quran secara mandiri.
Tepat pukul 03.00 WIB jamaah dibangunkan untuk mengikuti Qiyamul Lail atau shalat malam yang dipimpin seorang imam.
Pelaksanaan Qiyamul Lail berlangsung selama hampir satu setengah jam, tak kurang dari satu juz ayat Al Quran yang dilantunkan imam ketika shalat.
Semakin malam, suasana khusyuk kian terasa, tidak pandang status dan jabatan, pelajar, mahasiswa, pejabat hingga anggota DPR berpacu memperbanyak ibadah berbaur dengan seluruh jamaah.
Usai melaksanakan shalat Witir kegiatan pada malam itu ditutup dengan santap sahur bersama yang telah disediakan panitia.
Armadan, salah seorang warga Lubuk Kilangan, Padang, mengatakan ia rutin beriktikaf di Masjid Jabal Rahmah sejak 2005 pada 10 hari terakhir Ramadhan.
"Masjidnya bersih, suasananya juga kondusif untuk beribadah, fasilitas memadai," ujar dia.
Sementara Imam tetap Masjid Jabal Rahmah selama Iktikaf Erwin Rasyid mengatakan Iktikaf merupakan salah ibadah yang dianjurkan memasuki 10 malam terakhir Ramadhan karena memiliki banyak keutamaan.
Salah satu keutamaannya adalah pada 10 hari terakhir tersebut terdapat malam Lailatul Qadar dan siapa yang beribadah pada malam itu akan mendapat keutamaan seperti beribadah 1.000 bulan atau 83 tahun.
Sementara Manajer Masjid Jabal Rahmah Nurhasan mengatakan pihaknya rutin menggelar Iktikaf setiap tahun pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Pada tahun ini jumlah peserta meningkat dibandingkan tahun lalu, setiap malam mencapai sekitar 500 orang , bahkan pada saat malam ganjil pernah mencapai 700 orang, ujar dia.
Ketika malam ganjil seperti 21, 23,25, 27 dan 29 lebih ramai karena diyakini pada saat itu peluang malam Lailatul Qadar lebih besar," kata dia.
Ia mengatakan peserta berasal dari kota Padang bahkan ada yang dari luar Padang sengaja datang ke sini untuk melakukan Iktikaf.
Menurut dia latar belakang peserta juga beragam mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai, hingga pejabat.
"Untuk perempuan disediakan tempat di lantai dua masjid sementara pria di lantai satu," ujarnya.
Nurhasan mengatakan untuk santap sahur panitia menyediakan secara cuma-cuma bagi peserta Iktikaf yang dananya berasal dari sumbangan donatur serta bantuan PT Semen Padang.
Masyarakat yang hendak ikut cukup mempersiapkan perlengkapan pribadi saja dan untuk sahur sudah disediakan oleh panitia secara gratis, lanjut dia
Ia mengatakan kapasitas masjid cukup untuk menampung hingga 1.000 jamaah dan panitia juga sudah mempersiapkan sahur sebanyak jumlah peserta.
Iktikaf juga dapat diikuti oleh perempuan karena untuk tempatnya sudah disediakan terpisah di lantai dua sehingga dapat lebih nyaman, ujar dia.
Peserta Iktikaf lainnya, Rini mengatakan ia bersama temannya sengaja beriktikaf di Masjid Jabal Rahmah bersama teman-teman dari luar Padang.
Mahasiswa salah satu perguruan tinggi negeri di Padang itu mengaku walaupun lokasi masjid cukup jauh dari pusat kota namun kondusif untuk beribadah.
Yang paling berkesan saat shalat malam karena bacaan imam yang bagus serta ketika membaca doa Qunut, terasa menyentuh membuat air mata menetes, ujarnya.
"Saat itu terasa sekali sebagai manusia sebagai makhluk yang lemah dan punya banyak kesalahan sehingga berharap mendapatkan ampunan Allah," katanya.
Sementara Wali Kota Padang Mahyeldi mengajak masyarakat mengoptimalkan ibadah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan.
"Maksimalkan ibadah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, dengan memperbanyak amalan karena banyak keutamaan," kata dia.
Ia mengatakan ibadah yang sangat dianjurkan pada 10 hari terakhir Ramadhan adalah melaksanakan Iktikaf di masjid dan mushalla.
"Salah satu keutamaan pada 10 hari terakhir Ramadhan yaitu terdapat malam Lailatur Qadar yang lebih baik dari seribu bulan," kata dia.
Ia menceritakan, para sahabat nabi ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadhan sangat gembira karena adanya peluang merah malam Lailatul Qadar.
Namun, mereka juga sedih, karena khawatir tidak akan bertemu lagi dengan Ramadhan tahun berikutnya, kata dia.
Karena itu, jangan menyia-nyiakan kesempatan yang ada dan maksimalkan waktu yang ada untuk sepenuhnya beribadah.
Ia mengatakan, sebagian masyarakat saat ini ada yang mulai mempersiapkan diri menyambut Idul Fitri, namun jangan sampai mengabaikan ibadah Ramadhan yang masih tersisa.
"Jangan mengabaikan ibadah pada hari-hari terakhir Ramadhan karena sibuk persiapan menyambut Lebaran," kata dia.
Ia mengingatkan jangan sampai karena menyambut Lebaran kehilangan kesempatan untuk memperbanyak ibadah pada hari-hari terakhir Ramadhan.
Tidak hanya di Masjid Jabal Rahmah iktikaf di Padang juga diselenggarakan di sejumlah lokasi yaitu Masjid Jabal Rahmah Komplek RS Siti Rahmah Bypass, Masjid Al Hakim Simpang Tinju Nanggalo, Masjid Ar Rahman Taratak Paneh, Mushala Ar Rahmah Taratak Paneh Kuranji, Masjid Jihad Jalan Perak Sudirman dan Masjid Nurul Ikhlas Kubu Dalam.