Kemdikbud Susun Standar Guru "BIPA"

id Kemendikbud, Standar Guru BIPA

Jakarta, (AntaraSumbar) - Kepala Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Dadang Sunendar mengatakan pihaknya sedang menyusun standar bagi guru Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

"Kami sedang menyusun standar kompetensi guru BIPA di Tanah Air. Selama ini pengiriman guru jalurnya bermacam-macam, ada dari universitas, kementerian dan sebagainya," ujar Dadang dalam acara pelepasan guru BIPA ke 16 negara di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, "ini sudah terjadi puluhan tahun, sekarang kami akan saling berkoordinasi lagi dan membuat standar agar kompetensi guru yang dikirim mempunyai kompetensi bagus,".

Program pengiriman pengajar BIPA merupakan salah satu upaya untuk internasionalisasi Bahasa Indonesia. Pada 2015, Kemdikbud menargetkan mengirim 20 pengajar BIPA, namun hanya bisa mengirim 14 pengajar. Pada 2016, Kemdikbud mengirim sebanyak 80 pengajar BIPA.

"Tentunya akan ada beberapa upaya perbaikan yang kita lakukan. Kami juga akan mengundang rektor dan dirjen terkait untuk membuka kemungkinan adanya kurikulum BIPA, kami berharap bisa buka untuk program BIPA," jelas dia.

Dia menambahkan pengajar BIPA seharusnya berasal dari program studi yang khusus mempelajari Bahasa Indonesia. Pihaknya mendiring sejumlah perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan untuk membuka program studi BIPA.

"Dari awal pembicaraan, kami ingin membukan prodi BIPA untuk pascasarjana atau Pendidikan Pelatihan Guru (PPG) yang dimatangkan. Ke depan, kami berharap ada program pascasarjana dan doktoralnya," harap dia.

Kemdikbud melepas sebanyak 80 pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ke 16 negara tujuan seperti Vietnam, Laos, Thailand, Malaysia, Kamboja, Australia, dan sebagainya.

Pengiriman guru BIPA ini dimaksudkan sebagai langkah diplomasi Indonesia dalam bidang bahasa. Sasaran gerakan diplomasi ini adalah negara anggota ASEAN yang telah bersepakat dan mulai memberlakukan integrasi bangsa-bangsa Asia Tenggara dalam skema Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Strategi kebahasaan dikembangkan untuk memastikan bahwa bangsa Indonesia tetap teguh dan konsisten menggapai cita-cita proklamasinya yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Saat ini, ada 45 negara yang telah membuka program pengajaran Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. (*)

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.