Payakumbuh, (AntaraSumbar) - Pengusaha produk olahan jagung asal Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar), berencana memperluas pasar hingga ke tingkat nasional karena memiliki peluang yang masih terbuka.
"Kami sudah mulai rencanakan go nasional dan sekarang sudah mencapai empat provinsi," kata pimpinan Jagung Manis F1 Aina, Imam Ike Sentosa, di Payakumbuh, Minggu.
Ia mengatakan, Jagung Manis Thailand F1 Aina telah berinovasi bukan hanya jagung bakar dan jagung rebus saja, namun menjadi 24 macam produk dengan berbagai jenis rasa dan bentuk. Diantaranya pergedel, kolak jagung, puding jagung, kue jagung, bakwan jagung, risoles jagung, dan lainnya dengan harga yang terjangkau.
Ia mengatakan, perencanaan mencari pasar di tingkat nasional dengan penambahan produk atau penggantian sementara produk yang ada agar pasar tidak jenuh.
"Kami akan hentikan beberapa produk per enam bulan dan enam bulan berikutnya. Lali kami keluarkan kembali produk yang dihentikan sehingga terlihat menjadi produk yang baru," katanya.
Ia menyebutkan, harga jual masih terjangkau. Seperti jagung rebus Rp3.000, pergedel satuannya Rp500 rupiah, kue Rp3.000.
Imam mengungkapkan, keuntungan yang diperolehnya dalam satu bulan yaitu 40 persen dari omzet yang mana di Payakumbuh mencapai Rp600 juta.
Ia menambahkan, dengan aneka macam produk menjadi daya tarik konsumen dari berbagai daerah untuk membeli. Saat ini pelanggan F1 Aina datang dari berbagai daerah seperti Pekanbaru, Padang, Bukittinggi, Jambi, Jakarta dan juga bekerjasama dengan bus-bus pariwisata serta agen-agen travel perjalanan.
Imam menjelaskan, F1 Aina telah hadir di Payakumbuh sejak tahun 2010 dengan petani binaan yang pada awalnya orang Payakumbuh. Setelah berjalannya waktu petani ini berkembang sampai ke wilayah Sumbar serta Cabangnya F1 Aina pun menjadi bertambah banyak di berbagai daerah mencapai 18 cabang.
"Kita memiliki cabang di Pasaman Barat, Solok, Padang, Padang Pariaman, Padangpanjang dan Riau," katanya.
Ia menambahkan F1 Aina diminati banyak orang salah satunya karena kualitas jagung yang pasokan bibitnya dari Malaysia yang berasal dari jagung manis Thailand dengan 16 brix.
"Kami hanya menggunakan jagung yang memiliki 16 brix, karena lebih manis, lembut dan kadar air tinggi sedangkan jagung biasa keras serta banyak tepung," terangnya.
Imam menjelaskan, tertarik dengan usaha jagung manis karena tidak adanya ketertarikan generasi muda untuk bertani.
Ia berharap, agar generasi muda kembali tertarik bertani sehingga bisa menjamin masa depannya.
Lena (45) pembeli mengatakan, suka membeli jagung manis karena jagungnya lembut, lalu varian produknya juga banyak sehingga tidak bosan.
Sama halnya dengan Ega (17) pembeli mengatakan, setiap seminggu sekali membeli jagung manis.
"Saya setiap minggu beli jagung manis dan yang paling saya suka bubur atau kolak jagung," ujarnya. (cpw13)
Berita Terkait
Sumbar sarankan eksportir mulai ekspor produk turunan gambir
Senin, 7 Oktober 2024 18:13 Wib
Pemberdayaan UKS KESPRO Remaja untuk Cegah Anemia dengan Pemanfaatan Olahan Daun Kelor di SMPN 3 Bukittinggi
Sabtu, 21 September 2024 18:45 Wib
Gubernur Sumbar lepas ekspor perdana cassiavera dan gambir olahan
Rabu, 21 Agustus 2024 13:42 Wib
Sidang tipiring bagi pedagang olahan daging anjing
Jumat, 9 Agustus 2024 15:03 Wib
Pemkab Pasaman Barat adakan lomba masak olahan berbahan ikan
Rabu, 31 Juli 2024 20:04 Wib
Pemkab Solok beri pelatihan pelaku UMKM mengenai makanan olahan
Senin, 15 Juli 2024 20:26 Wib
Forikan Solok bagikan olahan hasil ikan ke masyarakat cegah stunting
Minggu, 16 Juni 2024 7:39 Wib
Disperindag Sumbar kembangkan potensi industri olahan kuliner lokal
Kamis, 25 April 2024 18:29 Wib