Jakarta, (Antara) - Gerakan Islam Hizbut Tahrir mengajak media massa untuk mengampanyekan penerapan syariat Islam khususnya yang berkaitan dengan permasalahan perempuan. "Selama ini telah terbentuk mitos-mitos di media massa liberal tentang perempuan dan syariat serta telah menyudutkan Islam," kata Direktur Divisi Muslimah pada Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir, Dr. Nazreen Nawaz, dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat. Dia mengatakan dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi serangan dari para politisi sekuler, feminis, dan berbagai media liberal atas hukum-hukum sosial Islam seperti mengenai busana perempuan, poligami, hukum waris, pemisahan gender serta hak dan kewajiban pernikahan dalam Islam. Menurut Nazreen opini buruk yang tersebar di berbagai media massa mengenai hal-hal tersebut telah mendiskreditkan syariat Islam sehingga muncul tanggapan-tanggapan miring di masyarakat yang menyatakan bahwa Islam merendahkan dan menindas perempuan. "Semua ini telah menciptakan banyak ketakutan terhadap Islam, seperti apa status perempuan di bawah kekuasaan Islam di masa mendatang," ujar Nazreen, seraya menambahkan ketakutan tersebut bahkan dialami oleh kaum Muslimin sendiri. Dia mengatakan media massa, terutama di negeri-negeri Muslim, harus membongkar kebohongan-kebohongan yang telah disuarakan media massa sekuler dan liberal tentang hukum-hukum Islam. Nazreen menjelaskan sebuah penelitian sejarah terhadap 10.000 catatan pengadilan Khilafah Utsmani (pemerintahan Islam di Istanbul, Turki [1299 - 1924]) pada 1970-an telah dilakukan oleh seorang profesor Amerika Serikat, RC Jennings. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa perempuan di masa tersebut menggunakan pengadilan secara teratur untuk mempertahankan hak-hak pribadi dan hak milik mereka. Para perempuan juga dilindungi dari tindak kekerasan dan pernikahan paksa serta mendapatkan jaminan finansial dari suami dan keluarga mereka. "Mereka juga memiliki hak ekonomi yang sama dengan kaum laki-laki termasuk hak untuk membeli dan menjual properti, menjalankan bisnis, membuat kontrak dagang, menginvestasikan kekayaan mereka, dan memegang posisi manajerial dalam bisnis yang dijalankan orang lain," jelas Nazreen. Dia menegaskan narasi buruk tentang Islam yang disampaikan oleh media massa sekuler justru menunjukan kebohongan mereka. "Kami menyeru semua insan media untuk menciptakan masa depan yang positif, aman dan bermartabat bagi perempuan dengan membongkar kebohongan tentang Islam dan menyuarakan kebenaran Islam," kata Nazreen. (*/sun)
Berita Terkait
PT TUN Jakarta tolak permohonan banding Hizbut Tahrir Indonesia
Rabu, 26 September 2018 20:44 Wib
PBB gaet mantan anggota hizbut tahrir Indonesia jadi caleg
Rabu, 18 Juli 2018 6:54 Wib
HTI Gelar Rapat Dan Pawai Akbar 2015
Minggu, 10 Mei 2015 22:17 Wib
Hizbut Tahrir Kampanyekan Syariat Islam Tentang Perempuan
Jumat, 17 April 2015 8:28 Wib
Bundaran Tahrir Berpesta Sambut Presiden Al Sisi
Rabu, 4 Juni 2014 6:47 Wib
Hizbut Tahrir Inisiasi Gerakan "Intellectual Awakening for Khilafah"
Minggu, 15 Desember 2013 22:46 Wib
Polisi Mesir Serbu Para Pemrotes di Lapangan Tahrir
Rabu, 20 November 2013 12:38 Wib
Pendukung Moursi Pertama Kali Capai Bundaran Tahrir
Rabu, 2 Oktober 2013 6:38 Wib