Deru Air Bah Datang Beriringan Sirene Berbuka

id Deru Air Bah Datang Beriringan Sirene Berbuka

Ketenangan setelah detik-detik sirene berbuka puasa berbunyi sontak berubah menjadi meluap karena masyarakat dikejutkan kedatangan air bah merendam kompleks perumahan mereka dan menjalar dengan cepat ke dalam rumah. Hujan baru mulai mengguyur Kota Padang, Sumatera Barat, tapi diluar dugaan warga air datang begitu cepat masuk dan hitungan menit merendam barang dan perabot rumah tangga mereka, Selasa senja itu. "Air masuk ke rumah sekitar pukul 18.45 WIB, beriringan dengan bunyinya sirene berbuka puasa. Saya setelah mencicipi teh manis dan lalu shalat magrib," kata Mardison (35) warga Kompleks Perumahan Tabing Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo, Padang. Pria tiga anak ini, usai magrib belum sempat menyantap hidangan berbuka puasa yang sudah disiapkan istrinya, karena keburu menyelamatkan diri dengan anggota keluarga. Namun, anak-anak mereka sudah sempat makan, meski tak sampai selesai air berwarna kuning itu sudah masuk ke dalam rumahnya dan rumah lainnya di kompleks itu. "Awak (saya, red) hanya berbuka dengan air teh dan sampai pukul 02.00 Wib Rabu dinihari belum mencicipi nasi," ujarnya yang masih trauma dengan peristiwa terjadi Selasa senja (24/7) tersebut. Warga cukup kaget dengan begitu cepatnya air masuk hingga ke dalam rumah warga, hanya hitungan menit ketinggiannya sampai meter. Ketenangan dalam suasa berbuka puasa itu berubah drastis menjagi panik, akibatnya warga berhamburan menyelematkan diri mencari tempat ketinggian. Warga menyelematkan diri ke kompleks sebelah yang lebih tinggi dibandingkan Kompleks Perumahan Tabing Banda Gadang, yang jaraknya sekitar 100-an meter dari banjir kanal. "Sejak senja kami belum melihat keadaan rumah meskipun kondisi pintu saat ditinggalkan terbuka saja. Kami masih khawatir tiba air yang naik begitu cepat dengan arusnya deras mambawa material potongan kayu gelondongan," ujarnya. Puluhan rumah warga terendam di kompleks itu, bahkan saat arus air tiba-tiba mendadak naik dengan arus deras sempat menghanyutkan warga sekitar 30 meter, tapi akhirnya selamat. Sebab, sebelum tim SAR dan BPBD Padang datang ke lokasi, warga berupaya menyelematkan anak-anak dan perempuan dengan dua sarana benen mobil. Kemudian, ada seorang warga yang menyelamatkan diri naik ke loteng rumahnya, tapi diduga sulit bernafas sempat pingsan dan warga lain menyelamatkannya dengan membuka atap rumah tersebut. Aliran listrik padam saat banjir datang dan sebagian kendaraan roda dua dan empat milik warga kompleks terendam air. Kondisi terparah juga di Kelurahan Koto Panjang Limau Manih, Kecamatan Pauh, sejumlah rumah warga rusak dihantam material banjir bandang tersebut. Bencana banjir bandang yang melanda lima kecamatan itu, yakni Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Pauh, Kuranji dan Nanggalo puluhan rumah terendam, belasan rumah dan musalla rusak. Warga yang rumahnya terendam pada lima kecamatan itu, selain menggungsi ke mushola, masjid serta sebagian ke rumah keluarganya. Wali Kota Padang Fauzi Bahar menyatakan, hingga Rabu dinihari belum ada laporan korban jiwa akibat bencana air bah itu. Menurut dia, bencana banjir bandang ini sudah kejadian berulang, bahkan bisa lima atau tujuh tahun sekali, sehingga perlu menjadi perhatian bersama. Selain rumah warga yang terkena dampaknya, juga ada satu unit jembatan yang rubuh dan empat unit perahu nelayan dalam keadaan kosong akibat terjangan air bah itu. Terhadap korban yang berada di tempat pengungsian sudah diberikan bantuan berupa makanan ringan dan untuk sahur disediakan pemerintah kota. Penaggulangan Fauzi Bahar menyatakan peristiwa banjir bandang ini tak tertutup kemungkinan adanya indikasi pembalakan kayu secara liar di kawasan hulu sungai. Akibatnya menutupi aliran sungai dan saat hujan dengan intensitas tinggi sehingga meluap serta membawa material dan berdampak terhadap rumah penduduk. "Kita akan melakukan penertiban terhadap aktivitas penebangan kayu ilegal di beberapa kawasan hulu sungai kota itu," ujarnya. Gubernur Sumbar Irwan Prayitno saat melakukan peninjauan ke lokasi dan korban banjir bandang Rabu dinihari, menyampaikan bantuan tanggap darurat untuk warga di titik pengungsian telah didistribusikan Pemprov Sumbar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Menurut dia, saat bencana terjadi tentu manusia yang menjadi sasaran pertolongan pertama, makanya disalurkan bantuan makanan ringan dan selimut serta kain sarung sekiat 500 lembar. Sementara itu, berkaitan dengan kerusakan infrastruktur dari laporan sementara memang ada yang rusak, tapi berapa jumlahnya karena masih dalam pendataan. Dalam kesempatan itu, gubernur mengatakan, pihaknya dalam waktu cepat menggelar rapat dengan Wali Kota Padang, guna membicarakan, menganalisa faktor-faktor penyebabnya. Setelah penyebabnya diperoleh, apakah penanggulannya nanti membangun dam atau dam atau waduk di kawasan hulu sungan sejumlah sungai di pinggir ibukota provinsi itu. "Kita juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, baik yang bermukin di pinggir sungai maupun di kawasan tebing. Kejadian serupa diharapkan tak terjadi ke depannya," ujarnya. Tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat dijadwalkan pada Rabu pagi bertolak ke Padang, untuk peninjauan lokasi serta dampak yang ditimbulkan bencana tersebut. Kepala BPBD provinsi, Yazid Fadli menambahkan, kunjungan dari tim BNPB belum disebutkan masalah bantuan, tapi akan melihat terlebih dampak dari bencana tersebut. (*)