Padang, (ANTARA) - PT Semen Padang merupakan pabrik semen tertua di Tanah Air berdiri di Padang Sumatera Barat sejak 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappi (NV NIPCM). Beroperasi di Indarung Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang, kehadiran pabrik semen tersebut memberikan peran cukup strategis dalam bidang ekonomi dan penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat di Ranah Minang. Direktur Utama PT Semen Padang Munadi Arifin menyebutkan, saat ini total kapasitas produksi Semen Padang mencapai enam juta ton per tahun dari lima pabrik yang ada saat ini yaitu Pabrik Indarung II, Indarung III, Indarung IV dan Indarung V. Sementara tenaga kerja yang terserap saat ini lebih kurang sekitar 300.000 orang mulai dari proses produksi, distribusi, transportasi hingga penjualan, kata Munadi.
Dikatakannya, industri semen merupakan promotor perekonomian, karena rantai bisnisnya yang panjang serta dampak ekonomi yang besar. Ia menyebutkan, saat ini perputaran uang dengan kehadiran PT Semen Padang mencapai Rp15 triliun per tahun yang menghasilkan pajak dan dividen kepada negara Rp900 miliar. Pada 2012, perusahaan yang memiliki logo kepala kerbau dan atap rumah gadang itu berencana akan membangun Pabrik Indarung VI guna meningkatkan kapasitas produksi dan memenuhi permintaan pasar semen yang terus meningkat. Pembangunan pabrik baru tersebut akan menelan biaya mencapai Rp3,5 triliun dengan kapasitas produksi sebesar 2,5 juta ton per tahun, kata dia. Mendukung beroperasinya pabrik baru dibutuhkan penambahan bahan baku berupa batu kapur.
Pada saat ini, Semen Padang mengambil batu kapur di Bukit Karang Putih Indarung, tetapi cadangan batu kapur di area tersebut semakin menipis hanya bersisa 82,7 juta ton. Diperkirakan cadangan batu kapur tersebut hanya cukup untuk delapan hingga 10 tahun masa operasi, sehingga perluasan cadangan bahan baku harus segera direalisasikan untuk mendukung keberlangsungan pabrik kedepan. Untuk itu, saat ini PT Semen Padang mengupayakan perizinan lahan baru yang merupakan cadangan batu kapur berada di dekat lokasi tambang di Bukit Karang Putih Indarung dengan luas area mencapai 412 hektare. Kendala
Namun, langkah Semen Padang untuk membangun pabrik Indarung VI dan memperluas area penambangan batu kapur terkendala oleh pembebasan tanah 412 hektare di Bukit Karang Putih. Kendalanya adalah belum dibahasnya Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Sumbar, dan Perda RTRW Kota Padang. Selain itu, hingga saat ini belum keluar Amdal dari Pemerintah Kota Padang, lanjut Munadi. Ia juga memaparkan, saat ini pangsa pasar PT Semen Padang terus mengalami penurunan karena peningkatan permintaan semen yang tidak dapat dipenuhi.
Dua tahun lalu, pangsa pasar Semen Padang di Sumatera mencapai 49 sampai 50 persen, saat ini kapasitas Semen Padang hanya 45 persen. "Artinya, pertumbuhan permintan lebih tinggi dari kemampuan menyuplai, dan jika tidak ada penambahan pabrik baru, pangsa pasar Semen Padang akan terus turun, Oleh sebab itu, untuk memenuhinya dibutuhkan tambahan pabrik baru," kata dia. Sementara, Direktur Litbang dan Operasi PT Semen Padang, Agus Boing Nurbiantoro menyatakan pembangunan pabrik Indarung VI dengan investasi Rp3,5 triliun baru dapat diwujudkan jika urusan izin tanah 412 hektare selesai. Saat ini pihaknya bersama, Pemprov dan DPRD Sumbar serta Pemko dan DPRD Padang sedang membuat skema penuntasan masalah tersebut agar segera rampung. Jika pabrik tersebut beroperasi maka akan merekrut 1.000 tenaga kerja langsung dan 3.000 orang tidak langsung, kata dia. Selain itu, kehadiran pabrik Indarung VI akan menambah perputaran uang sebesar Rp10 triliun, meningkatkan pajak dan dividen kepada daerah dan negara sebesar Rp300 miliar, dan pembahan dana tanggung jawab sosial perusahan atau CSR Rp10 miliar. Karena itu, ia berharap semua pihak di Sumatera Barat dapat mendukung pabrik Indarung VI terwujud di daerah ini yang merupakan salah satu lokomotif perokonomian. Strategis Sementara, Direktur Utama PT Semen Gresik Dwi Soejipto yang merupakan induk perusahaan Semen Padang mengatakan rencana pembangunan pabrik Indarung VI merupakan langkah strategis untuk pengembangan perusahaan dan kemajuan Sumatera Barat. Untuk itu diperlukan dukungan semua pihak guna mempercepat proses izin pemakaian lahan bahan baku seluas 412 hektare yang saat ini dibahas pemerintah Sumatera Barat, kata dia. Ia menyayangkan jika proses tersebut berjalan lambat, karena pembangunan pabrik Indarung VI bukan hanya untuk kemajuan perusahaan tetapi juga untuk kemajuan Sumbar. Menurut dia, jika produksi meningkat maka pendapatan perusahaan juga naik sehingga akan menambah sumbangannya untuk daerah ini. Pembangunan pabrik baru secara langsung akan meningkatkan produksi semen nasional dimana saat ini Semen Gresik Grup (SGG) membangun tiga pabrik baru yaitu Indarung VI, Tuban dan Tonasa. Ia menyebutkan, peningkatan kapasitas produksi dari Semen Gresik Grup sekitar 25 juta ton per tahun mulai 2012 dimana saat ini SGG merupakan tiga industri terbesar di tanah air memiliki kapasitas produksi 18-20 juta ton per tahun. Pengamat Ekonomi Univeritas Andalas Prof Elfindri berpendapat, pembangunan pabrik baru Semen Padang akan memberikan dampak positif dari segi ekonomi. Kehadiran pabrik baru akan meningkatkan kapasita produksi sehingga dapat memenuhi permintaan semen khususnya di Sumatera, kata dia. Menurut Elfindri, investasi pembangunan pabrik senilai Rp3,5 triliun merupakan hal yang besar dan tidak mudah untuk mendapatkannya karena jumlahnya setara dengan dua tahun APBD Sumatera Barat. "Peluang ini harus diambil, jangan disia-siakan apalagi sampai lepas," kata dia. Senada dengan hal itu Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumbar mendukung pendirian pabrik Indarung VI karena akan memberikan efek ekonomi yang luar biasa bagi daerah, dan dunia usaha. "Hipmi Sumbar mendukung pabrik baru ini bisa didirikan segera, sebab setiap investasi tentu akan menimbulkan efek ekonomi ganda bagi daerah dan peluang bagi dunia usaha," kata Ketua HIPMI Sumbar Buchari Bahter didampingi Ketua Kompartemen 9, Andre Rosiadi. Menurut dia, setiap ada investasi tentu ada peluang bagi dunia usaha, jika investasi Pabrik Indarung VI Rp3 trilun, tentu efek bagi ekonomi akan luar biasa. (*) |