Melintas di jalan utama Khatib Sulaiman pascagempa 7,9 SR, Rabu (30/9), akan banyak terlihat bangunan-bangunan bertingkat dua ke atas yang porak-poranda serta sebagian di antaranya roboh rata dengan tanah. Mulai dari Gedung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda Sumbar) berlantai empat, kini lantai satu dan dua luluh lantak dan lantai III serta IV kini "berubah" jadi lantai I dan II. Gedung itu praktis tak akan bisa lagi difungsikan lagi. Di sebelah gedung itu, kantor Anggaran Daerah wilayah Sumbar berlantai tiga roboh dan hancur berantakan. Tak jauh dari situ Gedung Dinas Pengelolaan Keuangan daerah dan Samsat Sumbar berlantai tiga, bagian lantai satuya juga roboh sehingga lantai II dan III turun ke bawah serta gedung penerima sumber pajak daerah itu tak lagi bisa dimanfaatkan. Masih di jalan Khatib Sulaiman Gedung Pengelolaan Sungai Wilayah Sumatra berlantai III roboh rata dengan tanah begitu pula Kampus LBA-LIA berlantai empat juga roboh tak berbentuk serta rata dengan tanah. Gedung-gedung bertingkat lainnya di jalan protokol itu, meski tidak roboh namun mengalami kerusakan parah dan tidak bisa digunakan lagi dan harus dirobohkan untuk dibangun kembali. Namun, ada satu bangunan yang tetap tegak kokoh di Jalan Khatib Sulaiman dan nampak bagai tak tergoyahkan oleh kekuatan gempa 7,9 SR yang tercatat telah menghancurkan 200 ribu unit lebih rumah dan bangunan di Sumbar itu. Bangunan yang tegak menjulang dengan ketinggian setara hotel berlantai lima itu adalah Masjid Raya Sumbar yang saat ini memang masih dalam tahap pembangunan, namun bangunan utamanya telah tegak berdiri dengan indah berarsitektur kontemporer perpaduan bangunan moderen dan atap bagonjong (ciri khas rumah adat Minangkabau). Dirancang anti gempa Masjid Raya Sumbar memang dibangun dengan desain konstruksi bangunan yang mampu menahan getaran gempa. Menyikapi kondisi geografis Sumbar yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar, maka Masjid Raya Sumbar mengunakan konstruksi yang didesain mampu mengantisipasi getaran gempa kuat, kata Ketua Panitia Pembangunan Masjid Raya Sumbar, H Marlis Rahman. Masjid dengan daya tampung total 20 ribu jemaah itu dibangun pada lahan seluas 40,98 hektar, sedangkan bangunan utama masjid seluas 18.091 meter persegi dengan dana pembangunan total diperkirakan Rp507,82 miliar. Menurut Marlis, saat mendesain bangunan para konsultan perencanaan Masjid Raya Sumbar memperhatikan secara sempurna seluruh ketentuan dalam peraturan Gempa Indonesia terbaru. Dengan demikian, apabila terjadi gempa berkekuatan besar, bangunan Masjid Raya Sumbar sudah didesain mampu menahan beban gempa tersebut, tambahnya. Ia menjelaskan, struk bangunan Masjid Raya Sumbar berupa open frame terbuat dari struktur beton bertulang dan baja untuk menahan beban vertikal dan lateral. Struktur atap dibuat truss pipa baja disangga empat kolom beton miring setinggi 47 meter dan dua balok beton lengkung dengan mutu K-450. Keempat kolom beton utama dihubungkan ringbalk dari truss baja setinggi 2,5 meter dan diperkuat deretan kolam baja miring yang selain mendistribusikan gaya vertikal beban atap juga mendukung konstruksi fasad masjid. Seluruh kolom lantai dasar menggunakan beton sedangkan kolom-kolom lantai satu merupakan kombinasi antara beton dan baja. Untuk pondasi, kata Marlis, digunakan tiang pancang "spun pole" dan "bored pile", sedangkan konstruksi lantai dasar menggunakan plat struktural supaya tidak terjadi penurunan lantai sebagian masjid, mengingat lokasi pembangunan di lahan bekas rawa-rawa. Terkait keresahan psikologis masyarakat terhadap isu bencana gelombang tsunami, perancang juga meninggikan ruang sholat utama Masjid Raya Sumbar setinggi tujuh meter dari permukaan tanah sehingga dapat digunakan untuk lokasi evakuasi jika terjadi tsunami, tambahnya. Bagi orang tua dan orang cacat, untuk mencapai ke dalam masjid dari trotoar jalan raya dimudahkan dengan sebidang tanah lansekap yang miring yang berfungsi sebagai ram, katanya. Rancangan bangunan masjid yang memberikan keamanan dari bencana itu diharapkan meminimalkan kekhawatiran jemaah ketika di dalam masjid sehingga lebih khusuk beribadah, kata Marlis Rahman yang juga wakil Gubernur Sumbar itu. Dengan tetap kokoh berdirinya Masjid Raya Sumbar setelah terjadi gempa 7,9 SR Rabu (30/9) tampaknya si anti gempa ini mulai teruji. (*/wij)
Berita Terkait
Pemprov Sumbar dan BI Kebut Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Masjid Raya Menjadi Sentra Gaya Hidup Halal di Indonesia
Jumat, 13 Desember 2024 9:14 Wib
PLN Resmikan Hub UMK Jakarta Raya, dukung pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal
Selasa, 3 Desember 2024 15:59 Wib
Di Komplek Masjid Raya, Pemprov Sumbar Bakal Bangun Kantor MUI
Selasa, 19 November 2024 18:11 Wib
Kebakaran Kawasan Pasar Raya Padang
Jumat, 8 November 2024 19:04 Wib
3.379 AdHoc Bawaslu di Solok Raya dan Sijunjung Raya dilindungi BPJAMSOSTEK
Jumat, 8 November 2024 14:50 Wib
Pasar Raya Padang Fase VII selesai direvitalisasi
Senin, 4 November 2024 19:16 Wib
DLH bersama Damkar Solok bersihkan los daging dan ikan Pasar Raya
Senin, 4 November 2024 4:58 Wib
Polisi: Sementara ada tiga korban dari kecelakaan truk di Tangerang
Jumat, 1 November 2024 5:00 Wib