Padang Bukan Kota Hantu Lagi

id Padang Bukan Kota Hantu Lagi

Pemberitaan media massa soal dampak kerusakan dan situasi Kota Padang, pasca gempa membuat kerisauan Wapres Jusuf Kalla karena setelah melakukan pantauan kerusakan yang terjadi tidak seperti yang diinformasikan. "Padang bukan kota mati lagi, perekonomian telah mulai berjalan," kata Wapres di Padang. Ia menyatakan, pada hari ke tiga pasca gempa 7,6 SR, kota Padang telah mulai mengeliat dan kembali normal. "Saya telah pantau di lapangan dan terlihat aktivitas masyarakat mulai berjalan," tegasnya. Kalla seolah meminta media untuk tidak lagi mempersepsikan Padang dan Sumbar telah hancur total. Memang banyak yang hancur, seperti Ambacang Hotel yang terlihat tragis, tetapi juga masih banyak bangunan yang berdiri tegak, tambahnya. Dari pendataan di lapangan, menurut Kalla, di Padang dan Kabupaten Padang Pariaman yang paling parah kena gempa, kerusakan rumah sebanyak 17 persen. Artinya lebih banyak rumah yang masih baik dan tidak rusak, tambahnya. "Karena ada anggapan bahwa Padang dan daerah lain di Sumbar telah luluh lantak karena gempa ini," katanya. Untuk mengatasi trauma masyarakat pasca gempa, Wapres meminta, pemerintah daerah segera membersihkan puing-puing bangunan yang roboh karena gempa. "Diminta Walikota Padang dan jajaran telah dapat membersihkan puing-puing itu dalam satu bulan," katanya. Jangan dampak gempa ini terus menjadi tontonan yang bisa menimbulkan trauma bagi masyarakat, tambahnya. Berangsur pulih Pada hari ketiga pasca gempa, kondisi kota Padang dan daerah lain yang terkena gempa di (Sumbar) berangsur pulih, termasuk dalam hal kegiatan umum dan penyediaan kebutuhan umum. Dengan kondisi ini maka tahap kedua proses tanggap darurat yakni verifikasi dan rehabilitasi telah dapat dilakukan, kata Kalla. Penyediaan air bersih, listrik dan bahan bakar minyak juga telah berjalan, meski belum semua daerah dapat dilayani. Pasokan listrik dari laporan PLN telah 60 persen pelanggan mulai Sabtu ini telah mendapat aliran listrik. Perekonomian kota juga mulai mengeliat, ditandai kegiatan perdagangan kebutuhan harian di sejumlah tempat juga telah terlihat kembali. Pengiriman bahan bakar minyak ke SPBU mulai lancar sehingga antrian panjang pembeli telah jauh berkurang. Persedian BBM untuk Sumbar terlihat mencukupi untuk 11 hari ke depan, katanya. Pelayanan telekomunikasi yang sebelumnya terganggu juga telah berangsur normal, termasuk hubungan telepon seluler. Dengan kondisi Padang yang mulai pulih ini, maka pemerintah menargetkan verifikasi bangunan, rumah dan infrastuktur yang rusak dapat selesai dalam dua minggu. Selanjtnya, rekonstruksi dan pembangunan kembali rumah, bangunan dan infrastruktur yang rusak dapat dilakukan, kata Kalla. Menurut dia, persediaan bahan bangunan seperti semen, seng dan bata cukup untuk memenuhi kebutuhan rekonstruksi tersebut. Ia menyatakan pemerintah akan membantu biaya rekonstruksi tersebut tetapi tidak dalam bentuk ganti rugi. Awal November 2009, bantuan dana dari pemerintah pusat diharapkan dapat disalurkan kepada masyarakat, tambahnya. Ia mengatakan bantuan ini dalam bentuk uang tunai dan pengaturannya diserahkan kepada pemerintah daerah dengan tetap dilakukan pengawasan sehingga tepat sasaran. Kegiatan rekonstruksi ditujukan bagi rumah warga yang hingga Sabtu telah terdata 21.738 unit rusak berat, rusak sedang 6.721 unit, rusak ringan 9.572 unit. Besar bantuan kepada masyarakat akan ditentukan kemudian berdasarkan tingkat kerusakan. Rumah yang rusak berat bisa dapat bantuan Rp15 juta per unit, tambahnya.(*)