PLN: Gas Lewat SSWJ Pakai Open Access

id PLN: Gas Lewat SSWJ Pakai Open Access

Jakarta, (Antara) - PT PLN (Persero) akan mengalirkan gas melalui pipa transmisi Sumsel-Jabar (South Sumatera-West Java/SSWJ) dengan memakai skema akses terbuka (open access). Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki di Jakarta, Minggu mengatakan, skema tersebut akan dipakai mengalirkan gas Blok Jambi Merang, Sumsel ke PLTGU Muara Tawar, Bekasi, Jabar. "PLN akan memakai pipa SSWJ dengan skema open access untuk mengalirkan 40 BBTUD dari Jambi Merang ke PLTGU Muara Tawar," ujarnya. Menurut dia, dengan "open access", maka harga gas yang melewati pipa SSWJ menjadi lebih murah dibandingkan tanpa skema tersebut, sehingga bisa menekan tarif listrik. Ia mengatakan, harga gas "open access" sampai PLTGU Muara Tawar adalah harga di hulu yakni enam dolar AS ditambah ongkos angkut (toll fee) 1,47 dolar, sehingga harga di pembangkit listrik menjadi 7,47 dolar per MMBTU. Sementara, lanjutnya, kalau PLN membeli gas melalui SSWJ tanpa skema "open access", maka dikenakan sekitar 9,8 dolar per MMBTU. "Dengan demikian, ada selisih sekitar 2,5 dolar per MMBTU," katanya. Ia menghitung, penghematan yang didapat PLN atau negara dengan "open access" melalui SSWJ adalah 2,5 dolar dikali 40 ribu atau 100 ribu dolar (sekitar Rp1,2 miliar) per hari. Suryadi menambahkan, pasokan gas Jambi Merang 40 BBTUD yang dikelola JOB PHE-Talisman ke PLTGU Muara Tawar tersebut bakal terealisasi setelah pembangunan pipa Sungai Kenawang-Grissik selesai. Namun, sambil menunggu penyelesaian pipa, maka untuk sementara PLN akan mengalirkan gas dengan volume sama 40 BBTUD dari Lapangan Grissik, Blok Koridor, Sumsel yang dikelola ConocoPhillips ke PLTGU Muara Tawar melalui pipa SSWJ. Ia mengatakan, pengaliran gas Conoco ke Muara Tawar itu juga dengan skema "open access". "Nanti, setelah pipa Sungai Kenawang-Grissik selesai, maka gas Conoco ini akan masuk ke pembangkit di Duri, Riau dan menggantikan gas Jambi Merang yang sebelumnya telah memasok ke pembangkit Duri itu," katanya. Menurut dia, pihaknya sudah mendapat persetujuan alokasi gas Grissik sebesar 40 BBTUD dari Menteri ESDM. "Kami targetkan PJBG (perjanjian jual beli gas) ditandatangani Desember ini," katanya. Suryadi melanjutkan, pasokan gas 40 BBTUD ke Muara Tawar itu berarti mengobati kekecewaan PLN yang tidak mendapat gas Lapangan Gajah Baru, Blok Natuna Sea Block A sebesar 40 BBTUD. Saat itu, PLN yang sebelumnya direncanakan mendapat 40 BBTUD, diputuskan hanya memperoleh lima BBTUD dari Gajah Baru yang dioperasikan Premier Oil. Sementara, 25 BBTUD diberikan pemerintah ke PT PGN Tbk dan 10 BBTUD untuk BUMD Banten. "Jadi, dulu pernah mau dapat 40 BBTUD. Tapi, diambil PGN, ya sudahlah," ujarnya. Ia mengatakan, PLN akan terus berupaya mendapat gas sebesar-besarnya untuk menghemat pemakaian energi primer. PLN, lanjutnya, juga akan memaksimalkan pemakaian gas untuk memenuhi kebutuhan pembangkit di Indonesia timur seperti Maluku, Papua, dan NTT. "Kami mohon dukungan pemerintah," ujarnya. (*/jno)