Kudus, (Antara) - Ritual penjamasan keris peninggalan Sunan Kudus di kompleks Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus bisa disaksikan oleh masyarakat luas, kata Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan. "Proses penjamasan (menyucikan atau membersihkan-red) keris yang dikenal dengan nama keris Kiai Cinthaka selama ini memang terbuka untuk umum karena selama ini yang hadir juga bukan karena diundang," ujarnya di Kudus, Kamis. Hanya saja, kata dia, prosesi tersebut belum memungkinkan dijadikan objek wisata karena selama ini pengurus yayasan juga tidak pernah menyampaikan surat undangan kepada masyarakat untuk menghadiri acara tersebut. Ia mempersilakan masyarakat yang ingin menyaksikan proses penjamasan keris Sunan Kudus tersebut. Kegiatan ritual tersebut, katanya, tahun ini dilakukan pada Kamis (9/10) setelah hari Tasrikh, yang dipusatkan di bangunan Tajug depan pintu masuk kompleks makam Sunan Kudus. Ritual penjamasan yang dimulai sekitar pukul 07.00 WIB diawali dengan ritual keagamaan dan doa bersama yang dipimpin ulama sepuh yang bernama Kiai Choiruzzyad TA. Selanjutnya, keris disiram "banyu landa" (Bahasa Jawa) atau air rendaman merang ketan hitam hingga tiga kali. Kemudian, dibersihkan menggunakan air jeruk nipis dan kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di atas sekam ketan hitam oleh ahli penjamasan, yakni Haji Fakihudin. Usai pengeringan, keris kembali dimasukkan ke dalam air rendaman merang ketan hitam, kemudian dijemur hingga kering. Selanjutnya, keris dikembalikan ke tempat semula yakni berada di atap bangunan tajuk yang disediakan tempat khusus untuk penyimpanannya dengan diiringi bacaan selawat. Penjamasan berikutnya, yakni dua mata tombak peninggalan Sunan Kudus. Air jeruk nipis dipercaya dapat mencegah karat pada benda pusaka yang berumur ratusan tahun itu. Sementara dua tombak, dikembalikan di tempatnya semula di dekat mimbar imam masjid peninggalan Sunan Kudus untuk memimpin salat berjamaah. Usai prosesi tersebut, dilanjutkan dengan acara makan bersama dengan menu khas "jajan pasar" dan nasi opor ayam. Hidangan nasi opor ayam sendiri baru berjalan sekitar belasan tahun yang lalu, guna menghormati salah satu menu kesukaan Sunan Kudus. (*/sun)
Berita Terkait
Keris, warisan nilai gotong royong dan laku menuju kesalehan
Selasa, 2 Agustus 2022 6:30 Wib
Sandiaga Uno dan Fadli Zon upayakan keris jadi bagian ekonomi kreatif
Rabu, 20 April 2022 6:30 Wib
Museum Nasional sebut Keris Diponegoro yang dikembalikan Belanda asli dan sesuai catatan sejarah
Jumat, 13 Maret 2020 13:54 Wib
Proses panjang pemulangan keris Diponegoro di Belanda hingga kembali ke Indonesia
Selasa, 10 Maret 2020 17:00 Wib
Lama tersimpan di Belanda, keris Pangeran Diponegoro dikembalikan ke Indonesia
Selasa, 10 Maret 2020 13:04 Wib
Jokowi Berniat Titipkan Koleksi Keris di Museum
Rabu, 9 Agustus 2017 17:04 Wib
Presiden Resmikan Museum Keris Nusantara Lestarikan Budaya
Rabu, 9 Agustus 2017 13:53 Wib
Fadli Zon Luncurkan Buku "Keris Minangkabau"
Minggu, 28 Februari 2016 20:56 Wib
