Jakarta, (Antara) - Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI - Polri Agum Gumelar seusai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Pepabri sebagai institusi netral dan tidak memihak kepada calon tertentu. "Pepabri sebagai institusi tetap netral, sebagi individu tetap diberikan kebebasan sesuai dengan hati nurani," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis. Agum Gumelar diterima Presiden Yudhoyono sekitar pukul 14.30 WIB dan keluar dari Kantor Presiden sekitar pukul 15.45 WIB. Presiden Yudhoyono dalam pertemuan tersebut didampingi Menteri Politik Hukum dan Keamanan Joko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam. Agum mengatakan, pertemuan dengan Presiden Yudhoyono untuk menyampaikan pandangan perkembangan situasi terkini. Menurut dia, tidak perlu lagi ada dikotomi antara sipil dan militer. "Soal capres ke depan jangan dikotomi sipil militer. Siapa pun mau jadi capres, sejauh dilandasi mengabdi, kita harus," katanya. Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga menyampaikan harapan dari Pepabri bahwa pemilihan presiden dapat berjalan aman, lancar, tertib. "Tidak timbulkan sesuatu yang bisa timbulkan instabilitas," katanya. Selain itu, siapapun capres ketika mereka menuju untuk menjadi Presiden RI, dilaksanakan dengan menyebarluaskan pemikiran brilian kepada seluruh rakyat Indonesia."Tanpa caci maki, hujat menghujat," katanya. Ia juga berharap, setiap pasang calon presiden dan wapres, dengan segenap pendukungnya, tidak menganggap kompetitornya sebagai musuh yang harus dihancurkan. "Tapi harus anggap dengan segenap pendukungnya, sebagai rival suatu kontes demokrasi," katanya. (*/jno)

Pewarta : 172
Editor :
Copyright © ANTARA 2024