Lubukbasung (ANTARA) -
Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mencatat sebanyak 10 knop bunga rafflesia jenis Arnoldii di Paninjauan, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam gagal mekar akibat pohon tempat penyanggah inangnya tumbang oleh angin.
Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Dania Sintia di Lubuk Basung, Minggu, mengatakan knop bunga rafflesia tersebut sudah membusuk dan berwarna hitam.
"Ukuran 10 knop tersebut bervariasi dan ada yang sudah besar menjelang mekar," katanya.
Ia mengatakan ke 10 knop bunga rafflesia itu gagal mekar akibat pohon tempat penyanggah inangnya tumbang oleh angin, sehingga menyebabkan inangnya atau tetrastigma rusak atau mati.
Ini berdasarkan monitoring yang dilakukan Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar di lokasi tersebut, Kamis (31/10).
"Kita menemukan knop sudah membusuk di lokasi perkebunan warga setempat," katanya.
Ia mengakui di lokasi tersebut ada dua titik bunga langka dan dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.
Di lokasi kedua dengan jarak 100 meter, BKSDA Sumbar hanya menemukan satu individu bunga rafflesia melewati fase mekar sempurna beberapa minggu lalu.
BKSDA Sumbar juga menemukan satu individu bunga bangkai dan dua bunga Rhizanthes lowii.
"Lokasi ini ditemukan pada 2018 lalu dan secara intensif mulai dilakukan pemantauan dan pengawasan oleh BKSDA," katanya.
Sebaran bunga rafflesia di Kabupaten Agam dengan jumlah 17 titik tersebar di Kecamatan Palembayan, Tanjungraya, Palupuh, Baso, Kamangmagek, Tilatangkamang, Malalak, dan Matur.
"Khusus di Marambuang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan lokasi tumbuhnya rafflesia jenis Tuan-mudae," katanya.