Padang Panjang (ANTARA) -
Penyakit rabies adalah penyakit hewan yang bersifat zoonosis atau penyakit hewan yang bisa menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Penyakit ini disebabkan oleh virus Lyssa (Lyssavirus) yang biasanya menyerang syaraf pusat otak. Hewan penular rabies ini adalah anjing, kucing dan kera, secara umum atau mayoritas hewan penular rabies adalah anjing.
Dinas Pangan dan Pertanian Kota Padang Panjang Sumatera Barat, melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan drh. Wahidin Beruh, menyebutkan ketika anjing atau kucing yang menggigit dan terinfeksi rabies dan menggigit hewan lain ada beberapa hal tindakan yang harus dilakukan.
“Ketika hewan peliharaan kita di rumah atau dijalan tergigit oleh anjing rabies, hewan yang tergigit tidak langsung menjadi rabies, karena virus itu membutuhkan waktu menuju syaraf pusat otak, selain itu ditentukan juga lokasi gigitan. Kalau gigitan semkain dekat dengan otak maka, kecepatan virus itu ke otak semakin cepat, rata-rata dalam hitungan minggu, bahkan satu bulan paling lama, kalau lokasi gigitan di daerah bahu keatas atau daerah resiko tinggi (kelamin/ ujung syaraf) ini juga akan mempercepat virus ke otak,” kata drh. Wahidin Beruh.
Menurut dia ketika virus telah sampai ke otak, inilah yang menyebabkan kucing atau anjing ketika menggigit dia sudah bisa menularkan virus rabies tersebut.
“Jadi kalau virus belum sampai ke otak, katakanlah misalnya baru hari ini digigit oleh anjing rabies, hewan peliharaan kita, itu tidak otomatis ia bisa langsung menularkan rabies kepada kita. Apa yang harus dilakukan, karena virus it uterus menuju syaraf pusat? bisa saja dalam waktu yang agak cepat ataupun lambat, itu tergantung pada kekebalah tubuh hewan yang tergigit, tidak sama dengan hewan lain yang mungkin menjadi korban,” jelas dia.
Untuk itu pastikan hewan anjing atau kucing peliharaan sudah divaksin anti rabies sebelumnya, kalau belum maka segeralah bawa ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di komplek rumah potong hewan Sialaing Bawah, untuk dilakukan vaksin secepatnya, karena vaksinasi yang hari ini dilakukan ia membutuhkan waktu untuk kekebalan tubuh paling cepat 21 hari atau 3 minggu.
“Kalau seandainya anjing rabies menggigit anjing atau kucing peliharaan didaerah resiko tinggi dari bahu ke atas, alat kelamin atau ujung syaraf, maka kecepatan bisa jadi tidak cukup waktu 21 hari itu, bisa jadi virusnya lebih cepat sampai ke syaraf pusat atau otak. Makanya penting untuk memastikan hewan peliharaan sudah divaksin anti rabies atau belum dan kalau belum segera divaksin agar terbentuk antibodynya selama 21 hari kedepan, kita berharap antara antibody lebih cepat terbentuk daripada virus yang masuk menuju syaraf pusat atau otak, maka insya Allah, selamatlah hewan peliharaan kita, tidak lagi akan menularkan rabies.”ungkap drh. Wahidin.
Tetapi kalau virus itu dulu sampai pada syaraf pusat atau otak dan baru akan terbentuk antibody, maka vaksin yang diberikan tidak akan berfungsi dan bisa mempercepat atau membunuh anjing tersebut
drh. Wahidin Beruh, menambahkan tips untuk menghindari gigitan anjing adalah tidak memprovokasi anjing yang sedang makan, punya anak ataupun sedang tidur, karena anjing yang terprovokasi bisa saja menggigit dan menggigit belum tentu semua rabies.
“Kalau anjing menggigit jangan dianggap remeh, karena kita tidak tahu, apakah itu memang karena provokasi yang dilakukan dan dia menggigit ataupun bukan, jadi kalau ada gigitan anjing tetap waaspada, lakukan mencuci luka diar mengalir bersama sabun selama lebih kurang 15 menit, berikan alcohol atau betadin lalu segera di bawa kepelayanan kesehatan terdekat Puskesmas atau rumah sakit,” tambah dia.
Ia mengingatkan ketika bertemu dengan hewan anjing di jalan dan dicurigai rabies, kalau masih bisa menghindar segera menjauh, tapi kalau tidak mendadak tiba-tiba terpergok dan tidak sempat untuk lari, maka diamlah tanpa bergerak sedikitpun, karena kalau anjing tersebut rabies syaraf penciumannya jauh sudah berkurang bahkan hampir hilang. (*)