Bukittinggi (ANTARA) - Polri melalui Staf Sumber Daya Manusia (SSDM), mengerahkan tim kemanusiaan untuk membantu pemulihan korban banjir lahar dingin di Sumatera Barat sekaligus menyalurkan bantuan untuk meringankan beban korban terdampak bencana.

Asisten Kapolri bidang SDM, Irjen Dedi Prasetyo, Kamis (16/5) mengatakan bantuan tersebut berupa Tim Trauma Healing, layanan kesehatan dan obat-obatan serta air bersih dari kendaraan taktis Water Treatment.

“Tim kemanusiaan dari SSDM Polri langsung kami kerahkan untuk membantu tim SDM Polda Sumatera Barat yang sudah sejak awal hadir membantu masyarakat terdampak. Bantuan yang diberikan antara lain layanan trauma healing kepada masyarakat, terutama anak-anak dan perempuan bertujuan untuk mengatasi trauma akibat bencana banjir lahar dingin,” kata Irjen Dedi.

Terkait trauma healing, Irjen Dedi menuturkan terapinya berupa pemberian motivasi, pendampingan psikologi pada penyintas dan keluarga pasca bencana banjir lahar dingin. Tim juga melalukan terapi mendengar cerita dan luapan ungkapan hati para korban.
 
"Untuk mengetahui alur dari kejadian agar dapat dimanipulasi pola pikir penyintas terhadap kejadian traumatis, terapi pemaparan untuk mengurangi kecemasan dan penyesuaian penyintas terhadap lingkungan sosial, dan terapi cognitive behavioral therapy (CBT) untuk mengevaluasi bentuk pikiran negatif mengganti dengan pikiran yang lebih baik," kata mantan Kadiv Humas Polri ini.

Dedi menyebut tim trauma healing bersifat gabungan mulai dari level Mabes Polri, Polda Sumbar hingga Polres. Ia berharap korban selamat dapat segera pulih psikisnya dan melanjutkan kehidupan seperti sediakala.

"Kami mengerahkan konselor-konselor dan psikolog terbaik untuk memulihkan trauma mereka atas bencana yang mereka alami, termasuk para korban yang kehilangan sanak dan saudaranya, orang-orang terdekatnya," kata Dedi.

Jumlah personel yang diterjunkan dalam penanganan bencana ini terdiri dari 1 tim yang terdiri dari 5 personel tim trauma healing biro Psikologi SSDM Polri, 15 personel Polwan Polda Sumbar, 25 personel Polresta Bukittinggi, 15 personel Polres Padang panjang, 15 personel Polres Tanah Datar dan 7 personel Staf Bag Psikologi Polda Sumbar.

Banjir lahar dingin melanda wilayah kabupaten Kabupaten Agam, Bukittinggi Tanah Datar, Padang Panjang, dan Padang Pariaman sejak Sabtu (11/5).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kamis pagi mencatat jumlah total korban banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat yang meninggal dunia kembali bertambah menjadi 67 orang.


Untuk keluarga terdampak berjumlah 989 keluarga yang juga berkurang dari sebelumnya sebanyak 1.543 keluarga, dan korban luka-luka bertambah sebanyak 44 orang dari sebelumnya 33 orang.

Para korban tersebut dikonfirmasi berasal dari lima kabupaten/kota terdampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi yakni Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Pariaman, Kota Padang, dan Padang Panjang.


Pemerintah provinsi Sumatera Barat menetapkan masa tanggap darurat banjir bandang dan banjir lahar dingin Gunung Marapi selama 14 hari. Masa tanggap darurat itu dimulai sejak tanggal 12 hingga 25 Mei mendatang.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab yang memicu terjadinya bencana banjir bandang, banjir lahar hujan dan longsor di sejumlah wilayah di Sumbar adalah hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat.
 

Pewarta : Alfatah
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024