Bukittinggi, (Antara) - Kerusakan jalan sepanjang belasan kilometer di berbagai titik dan setidaknya empat titik longsor yang parah menghadang para pengendara yang melintasi ruas Tarutung-Sipirok dalam arus balik Lebaran di Jalur Lintas Tengah (Jalinteng) Sumatera.
Antara yang melintasi ruas Parapat-Bukittinggi sepanjang 463 kilometer pada hari Rabu (13/8) sore hingga Kamis siang melaporkan kerusakan parah itu sudah dirasakan sejak memasuki daerah Pahae, Tarutung, dan berlanjut hingga selepas Aek Latong, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Saat melintasi jalan berbatu dan bertanah dengan lubang-lubang besar dan bahu jalan yang tergerus longsor tersebut, puluhan mobil pribadi yang beberapa di antaranya bernomor polisi Jakarta, Bogor, Riau, dan Jambi itu berjalan lamban.
Ruas jalan dengan kerusakan parah yang tersebar di berbagai titik ruas Tarutung-Sipirok itu, antara lain dijumpai di wilayah Kecamatan Siatas Baritam, 61 dan 30 kilometer menjelang Sipirok serta Kecamatan Simangumban.
Sementara itu, empat titik longsor parah di bahu jalan bertanah, bergelombang dan berlubang besar dijumpai menjelang Desa Aek Latong menuju Sipirok.
Namun, setelah melintasi empat titik jalan yang rusak parah akibat longsor itu, para pengendara disambut jalan beraspal mulus sepanjang lebih dari 3 kilometer.
Jalan beraspal mulus yang dilengkapi marka, rambu-rambu, dan lampu penerangan itu merupakan pengganti jalan lama Desa Aek Latong yang menjadi lokasi kecelakaan bus Antar-Lintas Sumatera (ALS) yang menewaskan 19 orang pada tanggal 26 Juni 2011.
Menurut laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kondisi jalan lama Desa Aek Latong, lokasi kecelakaan bus ALS beromor polisi BK 7088 DL dua tahun lalu itu terjadi tidak hanya berkelok, menurun dan licin dengan tanjakan yang sangat terjal tetapi juga minim rambu peringatan turunan, tikungan, dan pagar pengaman.
Tak lama setelah melintasi jalan baru Desa Aek Latong yang beraspal mulus itu, setidaknya ada tiga titik kerusakan jalan menuju Sipirok sehingga para pengendara dituntut tetap berhati-hati dan waspada.
Kapos Lantas Sipirok Brigadir Erwin Ritonga yang ditemui Antara di Pos Pengamanan Aek Latong Rabu (13/8) malam mengatakan bahwa empat titik longsor menjelang jalan baru Aek Latong itu sudah ada sejak April 2013.
"Longsor itu terjadi akibat hujan lebat dan saluran air di bahu jalan yang tak berfungsi. Akan tetapi, saat ini sedang dilakukan perbaikan," katanya.
Di luar belasan kilometer jalan yang rusak dan tergerus longsor di sejumlah titik itu, para pengendara mobil pribadi, bus, dan truk yang melintasi ruas Parapat-Bukittinggi sepanjang 463 kilometer itu umumnya melintasi jalan dengan kondisi baik dan mulus.
Sejak memasuki pusat Kota Sipirok hingga Padang Sidempuan, Panyabungan dan Kota Nopan (Sumatera Utara), kondisi jalan relatif baik. Para pengendara pun disambut kondisi jalan beraspal mulus dan terawat baik setelah memasuki wilayah Provinsi Sumatera Barat mulai dari Panti, Lubuk Sikaping, Bonjol, hingga Bukittinggi. (*/jno)