Yogyakarta, (Antara) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bauran kebijakan yang ditempuh otoritas moneter dapat menjadi pelajaran bersama bagi regulator negara lain dalam menyikapi perekonomian global. "Pengalaman Indonesia dalam membuat bauran kebijakan, ini bisa menjadi pelajaran bagi negara lain," kata Perry seusai menjadi pembicara dalam seminar Macroeconomic Policies For Sustainable Growth With Equity in East Asia di Yogyakarta, Rabu. Bauran kebijakan yang dimaksud Perry antara lain yakni suku bunga acuan, stabilisasi nilai tukar, pengendalian arus modal asing masuk, kebijakan makroprudenial untuk pengaruhi alokasi kredit serta koordinasi dalam pengendalian inflasi melalui tim pengendalian inflasi dan tim pengendalian inflasi daerah. Dengan adanya bauran kebijakan, menurut Perry, otoritas moneter tidak hanya berperan menjaga stabilitas harga dan nilai tukar, namun juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sisi pengendalian makroprudensial untuk mempengaruhi alokasi kredit perbankan. Sementara itu Perry mengatakan seminar yang dihadiri perwakilan 14 negara anggota The United Nations Economic and Social Commision for Asia and the Pasific (ESCAP) Asia Timur itu sangat penting, sebagai upaya merumuskan pandangan terkait kebijakan makro, moneter dan kaitannya dengan sektor riil secara sekaligus. "Ini mengapa dialog kebijakan ini menjadi sangat penting karena kebijakan makro, moneter dan sektor riil, dibicarakan bersama dan menjadi terintegrasi. Biasanya ketiganya dibahas terpisah," kata Perry. Pada bagian lain Perry mengatakan bahwa seluruh negara peserta meyakini bahwa Asia Timur akan terus menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia. Dengan demografi yang baik dan pasar serta sumber daya alam yang relatif besar, maka minat investasi dapat menajdi peluang bagi negara-negara di Asia Timur. "Kita meyakini pertumbuhan ekonomi kawasan akan tetap kuat dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dunia ke depan, dan akan menjadi suatu peran yang besar," ujar dia. Seminar Macroeconomic Policies for Sustainable Growth With Equity In East Asia di Yogyakarta berlangsung Rabu hingga Kamis (16/5). Melalui seminar itu seluruh perwakilan negara yang terlibat memberikan pandangannya dalam menghadapi perekonomian global dari sisi moneter, fiskal dan penanggulangan kemiskinan. Menurut Perry, berbagai pandangan yang muncul dalam seminar tersebut diharapkan menjadi masukan bagi bank sentral dan pemerintah dalam mengambil kebijakan. (*/jno)

Pewarta : 172
Editor :
Copyright © ANTARA 2024