BPPT Bentuk Konsorsium Pengembangan Inovasi Berbasis Bioresources

id BPPT Bentuk Konsorsium Pengembangan Inovasi Berbasis Bioresources

BPPT Bentuk Konsorsium Pengembangan Inovasi Berbasis Bioresources

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). (Antara)

Jakarta, (Antara) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membentuk konsorsium bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengembangkan klaster inovasi teknologi berbasis sumber daya hayati atau (bioresources). "Ini proyek baru karena membangun fasilitas riset yang terhubung langsung dengan industri. Jadi bukan laboratorium saja tapi di sana nanti akan ada terjadi bisnis teknologi, pengetahuan, dan sebagainya," kata Kepala BPPT Marzan Aziz Iskandar usai menandatangani MoU pembentukan konsorsium pengembangan klaster inovasi teknologi bioresources dengan ITB dan IPB di Jakarta, Senin. Ia mengatakan fasilitas klaster merupakan kawasan terpadu di mana peneliti atau perekayasa dan industri atau sektor swasta secara bersama-sama melakukan pengembangan dan inovasi teknologi dan riset, pertukaran informasi, melakukan kerjasama serta pengembangan produk berbasis sumber daya hayati sehingga memperkuat industrialisasi. Klaster, lanjutnya, akan dibangun di tiga lokasi, yakni di Puspitek Serpong dengan BPPT sebagai koordinator, di Darmaga Bogor dengan IPB sebagai koordinator, dan di Delta Mas Bekasi dengan ITB sebagai koordinator. Klaster di Puspitek, menurut Marzan, akan fokus meneliti atau merekayasa farmasi. Sedangkan di Darmaga fokus meneliti pangan, dan di Delta Mas akan fokus meneliti dan merekayasa bioenergi. "Saat ini visibility study nya sudah dipaparkan dan rencana ke depan sedang disusun, mudah-mudahan (pembangunan klaster) 2018 sudah selesai. Ini menjadi bentuk riil bagaimana kita mengembangkan sistem inovasi nasional," ujar dia. Rektor IPB Herry Suhardiyanto mengatakan bagi IPB ini kesempatan yang baik sekali untuk mengantarkan inovasi dari kegiatan-kegiatan riset pada tahapan kustomisasi dan komersialisasi yang berguna bagi masyarakat dan tentu saja bagi perekonomian nasional. "Ini penting karena kalau penelitian kita hanya berhenti pada publikasi atau laporan saja maka manfaat penelitian bagi masyarakat luas tidak akan maksimal," ujar dia. Menurut dia, potensi sumber daya biologi Indonesia sangat luar biasa. Dengan pola konsumsi yang bergeser maka harus dipersiapkan sungguh-sungguh kemampuan memproduksi pangan tanpa tergantung dengan pasokan luar negeri. Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Keuangan Perencanaan dan Pengembangan ITB Puti Farida Marzuki mengatakan bagi ITB kerjasama ini menjadi satu kesempatan yang sudah dinanti untuk bisa mengantarkan riset ITB terutama dalam hal bioenergi kepada satu hal yang lebih nyata. "Kita sangat mengetahui bahwa sumber daya alam untuk energi sangat terbatas, karena itu sumber lain untuk menghasilkan energi sangat diperlukan, salah satunya bioenergi," ujar dia. Menurut dia, kerjasama membangun klaster ini merupakan hal baru di Indonesia. Karena itu kesepakatan bersama ini bisa menjadi cikal-bakal pengembangan energi bio. (*/jno)

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.