KTNA Sumbar tanami sawah kering dengan jagung

id Jagung,KTNA Sumbar

KTNA Sumbar tanami sawah kering dengan jagung

(ANTARA SUMBAR)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sumatera Barat memanfaatkan lahan sawah masyarakat yang mengering karena tidak teraliri irigasi dengan bertanam jagung.

"Luasnya sekitar 100 hektare pada dua lokasi berbeda," kata Ketua KTNA Sumbar Oyon Syafei di Padang, Senin.

Ia mengatakan itu saat panen jagung perdana bersama Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Limau Puruik, Kelurahan Koto Pulai, Koto Tangah, Padang.

Lahan yang digunakan untuk menanam jagung itu semula adalah sawah produktif. Namun saat irigasi Koto Pulai, Padang diperbaiki dan tidak kunjung selesai, puluhan hektare sawah mengering sehingga tidak bisa dimanfaatkan masyarakat.

KTNA mengalihfungsikan lahan itu menjadi kebun jagung agar tidak jadi lahan kritis. Saar ini di daerah Limau Puruik, telah ada sekira 50 haktare lahan jagung.

Selain sawah di Limau Puruik ada sekitar 50 hektare lahan di bawah irigasi Koto Tuo, Padang yang juga dialihfungsikan.

KTNA mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan sawah yang tidak dialiri air untuk dialih fungsikan menjadi lahan perkebunan jagung.

"Jagung bisa panen dalam dua bulan. Dibandingkan kalau bertanam padi, waktu panen bisa mencapai 3-4 bulan. Jadi akan lebih bagus memanfaatkan lahan sawah yang kering, ketimbang dibiarkan ditumbuhi semak belukar," katanya.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meminta kepada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan untuk mendorong KTNA supaya bisa membantu masyarakat petani untuk dapat berkontribusi dalam swasembada pangan di provinsi itu.

Apalagi KTNA berperan aktif dalam memberikan solusi bagi petani, yang selama ini sulit bergerak untuk memanfaatkan lahan yang lama tidur.

Ia juga mendorong KTNA memanfaatkan lahan kritis di provinsi iti agar bisa berkontribusi bagi swasembada pangan.

"Petani juga tidak harus terpaku dengan kondisi lahan yang hanya bisa untuk bertanam padi. Jika lagi sulit dialiri air, coba beralih bertanam jagung. Nanti kalau sudah ada air lagi, maka dicoba bertanam padi kembali," ujarnya. (*)