Painan (ANTARA) - Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni menghadiri rapat koordinasi penanganan bencana banjir dan longsor yang digelar Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) di Jakarta, Kamis (27/11/2025). Rakor tersebut dipimpin langsung oleh Menko PMK dan diikuti oleh tiga gubernur dari provinsi terdampak, yakni Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Selain itu, bupati dan wali kota dari wilayah yang mengalami bencana juga hadir dalam pertemuan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Bupati Hendrajoni memaparkan kondisi terkini bencana yang melanda Pesisir Selatan, termasuk langkah-langkah darurat yang telah dilakukan pemerintah daerah. Ia menegaskan bahwa koordinasi lintas kementerian sangat dibutuhkan mengingat besarnya dampak kerusakan dan luasnya wilayah terdampak.
“Kita sudah menyampaikan data terbaru dan kebutuhan mendesak di lapangan. Termasuk permohonan kepada Menteri Sosial dan Kepala BNPB agar menyalurkan bantuan darurat sesuai kebutuhan masyarakat,” ujar Hendrajoni.
Selain itu, Bupati Hendrajoni juga menyerahkan proposal terkait penanganan tanggap darurat hingga rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana kepada Kepala BNPB, Menteri Sosial, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Sementara itu, di daerah, Wakil Bupati Risnaldi bersama BPBD Pesisir Selatan terus melakukan pemantauan dan penanganan langsung di lokasi-lokasi terdampak. Evakuasi warga, penyaluran makanan siap saji, serta pendirian dapur umum menjadi prioritas utama.
“Yang paling dibutuhkan masyarakat saat ini adalah makanan siap saji. Karena itu, kita bergerak cepat menyalurkannya dan mendirikan dapur umum di titik-titik pengungsian,” kata Risnaldi.
Dampak kerusakan akibat banjir di Pesisir Selatan terbilang luas. Kepala Dinas Kominfo Pesisir Selatan, Wendi Sikumbang, menyampaikan bahwa lebih dari 11.000 kepala keluarga terdampak. Selain itu, sejumlah fasilitas umum rusak, terdiri dari tiga ruas jalan, hampir sembilan jembatan, dan berbagai sarana irigasi yang tertimbun material.
Di sektor pertanian, banjir juga merusak 1.405 hektare lahan sawah, 385 hektare lahan jagung, serta menyebabkan 43 ekor sapi hanyut dan 423 unggas mati. “Total kerugian material hingga siang ini diperkirakan mencapai Rp713 miliar,” ujar Wendi.
Pemerintah daerah berharap dukungan penuh pemerintah pusat agar proses pemulihan dan penanganan darurat dapat dilakukan secara cepat dan terkoordinasi.*
