Yogyakarta (ANTARA) - Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 20 Sleman, Yogyakarta menghadirkan pendekatan baru dalam pendidikan karakter dengan mengintegrasikan teknologi informasi dan kehidupan asrama.
Kepala Sekolah SRMA 20 Sleman, Reti Sudarsih menyampaikan bahwa pendekatan ini menjadi cara efektif membentuk kedisiplinan, tanggung jawab, dan kemandirian siswa yang berasal dari keluarga prasejahtera.
“Saya ikut tinggal di asrama dua minggu pertama, karena banyak anak yang rindu rumah. Dari situ kami belajar memahami karakter mereka satu per satu,” kata Reti di Sleman, Jumat.
Ia menuturkan, pembentukan karakter dilakukan dari hal kecil, seperti kerapian kamar dan kedisiplinan waktu yang dilakukan dengan pendampingan harian oleh guru dan wali asrama.
Menurut dia, setiap kegiatan di sekolah ini diarahkan untuk menumbuhkan soft skill, pembangunan karakter, dan rasa kepemilikan.
Melalui program “Jumat Tematik”, siswa dilatih dalam berbagai aspek, kemudian "Jumat Taqwa" untuk memperkuat spiritualitas, "Jumat Sehat" untuk kebugaran, "Jumat Bersih" untuk kepedulian lingkungan, serta "Jumat Karya" untuk mengasah kreativitas.
“Anak-anak membuat karya sesuai minatnya, dari cerpen, karikatur, hingga animasi. Semua dikumpulkan menjadi buku karya saat kelulusan,” jelasnya.
Selain karakter, kata Reti, SRMA 20 Sleman juga menyiapkan siswa menghadapi era digital.
Setiap kelas telah dilengkapi smartboard untuk pembelajaran interaktif, dan seluruh siswa akan mendapat laptop dengan sistem Learning Management System (LMS) yang sedang dikembangkan.
Ia menambahkan, melalui pendekatan yang memadukan teknologi, pembiasaan hidup bersama, dan kegiatan kreatif, SRMA 20 Sleman berupaya mewujudkan pendidikan berkualitas yang membangun karakter sekaligus kesiapan digital generasi muda.
“Teknologi kami gunakan bukan sekadar alat bantu belajar, tapi juga sarana pemerataan akses pendidikan,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sekolah Rakyat Sleman bangun karakter dan literasi digital siswa
