Padang (ANTARA) - Dinas Kebudayaan Sumatera Barat melalui UPTD Taman Budaya menggelar lokakarya (workshop) manajemen seni dalam rangkaian Skola Art Fest yang melibatkan 10 sekolah setingkat SMA di provinsi itu.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Jefrinal Arifin mengatakan, kegiatan itu merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat peran seni dalam pendidikan dengan berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan.
"Dengan mengajak 10 sekolah dari berbagai latar belakang di Kota Padang, kegiatan ini juga menjadi ruang bertemunya gagasan-gagasan baru, ruang berbagi pengalaman, serta ruang untuk menumbuhkan rasa saling menghargai dan menghormati keberagaman," katanya saat membukat lokakarya di lantai 4 Gedung Kebudayaan Sumatera Barat di Padang, Kamis.
Jefrinal percaya bahwa seni bukan hanya alat ekspresi, tetapi juga sarana pembentukan karakter, penguatan identitas budaya, dan bahkan penggerak perubahan sosial.
Melalui workshop itu, ia berharap lahir pelajar-pelajar yang tidak hanya bisa tampil di atas panggung, tetapi juga mampu menjadi penggerak di balik panggung.
Mereka bisa menjadi sutradara, produser, manajer produksi, bahkan kurator pertunjukan, dan ini semua bisa dimulai sejak dari sekolah.
Lebih jauh ia menjelaskan, Skola Art Fest merupakan panggung seni yang bertujuan untuk pencegahan kenakalan remaja dan memberikan ruang kreativitas sekaligus pembinaan kebudayaan Minangkabau.
Kasi Produksi dan Kreasi Seni Budaya UPTD Taman Budaya, Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Ade Efdira menambahkan, kegiatan lokakarya manajemen seni sebelumnya didahului oleh kegiatan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
Sosialisasi telah dilakukan pada 19 September hingga 17 Oktober 2025, kemudian workshop mulai 23 hingga 25 Oktober 2025 dilanjutkan dengan coaching dan festival.
"Kegiatan ini kita laksanakan dengan dukungan dana aspirasi dari Ketua DPRD Sumbar Muhidi. Terimakasih kepada guru-guru dan siswa, untuk bersama-sama mengikuti kegiatan selama tiga hari ke depan," katanya. (*)
