Sawahlunto (ANTARA) - Pemerintah Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, memperkuat langkah antisipatif menghadapi musim tanam 2025 dengan memastikan penyaluran pupuk bersubsidi berjalan tepat sasaran.
Hingga akhir September, realisasi distribusi telah mencapai 48,7 persen dari total alokasi tahunan setelah sempat melambat akibat kemarau panjang sejak April hingga Agustus lalu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sawahlunto Henni Purwaningsih mengatakan dari total alokasi 779 ton pupuk bersubsidi, realisasi penyaluran hingga September tercatat 379,66 ton, terdiri atas 163,53 ton urea, 210,35 ton NPK, dan 5,78 ton NPK formula khusus.
“Serapan sebelumnya memang sempat rendah karena kemarau panjang membuat sebagian petani menunda masa tanam. Sekarang dengan sudah masuk musim hujan, petani mulai menanam kembali, dan pemanfaatan pupuk subsidi bisa lebih optimal sesuai RDKK yang telah disusun tahun lalu,” kata Henni di Sawahlunto, Selasa.
Ia menjelaskan pupuk bersubsidi yang difasilitasi pemerintah difokuskan bagi sepuluh komoditas utama, yakni padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, kakao, tebu, dan ubi kayu.
Henni menyebut mekanisme penyaluran dilakukan berbasis e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) untuk memastikan bantuan tepat sasaran kepada petani aktif penerima subsidi.
Kepala Bidang Prasarana, Sarana, dan Penyuluhan DKP3 Irwandi menambahkan bahwa pengawasan berlapis diterapkan bersama penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di empat kecamatan.
“Kita tidak hanya menyalurkan pupuk, tapi juga memverifikasi data penerima agar tidak terjadi duplikasi dan ketidaksesuaian. Dengan sistem digital ini, seluruh penyaluran dapat dipantau secara real time,” ujarnya.
Selain pengawasan administratif melalui sistem digital, tim gabungan Pemerintah Kota Sawahlunto juga secara rutin turun ke lapangan untuk memantau progres distribusi dan ketersediaan pupuk di tingkat kios resmi.
Tim tersebut terdiri dari unsur DKP3, BPP, penyuluh pertanian lapangan, serta perangkat kecamatan dan kelurahan, dengan jadwal pemantauan setiap pekan.
"Kami memastikan pupuk bersubsidi tidak hanya tersedia, tapi benar-benar sampai kepada petani yang terdaftar. Pengawasan lapangan ini penting agar tidak terjadi penyelewengan dan distribusi tetap adil,” kata Henni menegaskan.
Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra menyampaikan apresiasi terhadap kinerja DKP3 dan kelompok tani yang mampu menjaga ketersediaan pupuk di tengah dinamika harga dan cuaca.
Dia menilai keberhasilan menjaga rantai pasok pupuk bersubsidi merupakan bagian penting dari strategi memperkuat ketahanan pangan daerah.
“Pupuk subsidi bukan sekadar bantuan produksi, tetapi instrumen strategis untuk menjaga kesejahteraan petani. Pemerintah memastikan distribusinya adil dan transparan agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” kata Riyanda.
Ia menegaskan Pemkot Sawahlunto akan terus bersinergi dengan pemerintah pusat dalam memperkuat sistem distribusi pupuk bersubsidi yang efisien, digital, dan berkelanjutan.
Langkah tersebut sejalan dengan program Kementerian Pertanian tentang subsidi tepat sasaran serta arah kebijakan Presiden Prabowo Subianto dalam visi Astacita, yang menekankan penguatan kedaulatan pangan nasional berbasis dukungan langsung bagi petani.
Dengan capaian realisasi yang stabil, sistem pengawasan digital, dan pemantauan lapangan yang terintegrasi, Sawahlunto kini menjadi salah satu daerah dengan pengelolaan pupuk bersubsidi paling akuntabel di Sumatera Barat, sekaligus menjadi contoh praktik pelayanan publik pertanian yang berdampak nyata bagi produktivitas dan kesejahteraan petani.
