Padang (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal (Ditjen) Pemasyarakatan Sumatera Barat (Sumbar) menghadirkan program pembinaan terhadap warga binaan untuk mendukung ketahanan pangan.
"Program pembinaan ini sifatnya memberdayakan warga binaan pemasyarakatan untuk mewujudkan ketahanan pangan di Sumbar," kata Kunrat Kasmiri.
Ia mengatakan salah satu Lapas yang menggerakkan program tersebut adalah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Terbuka Pasaman, Sumbar.
Lapas tersebut memiliki lahan yang luas yakni 20 hektare, sehingga memungkinkan untuk melakukan perkebunan atau pertanian.
Ia menerangkan pada Lapas tersebut telah dilakukan budidaya jagung yang digarap oleh para warga binaan, dalam penyelenggaraannya telah dilakukan panen.
Dalam setiap kali panen, lahan milik Lapas Pasaman itu bisa menghasilkan sekitar 4 ton jagung per hekatrenya.
"Kami terus melakukan pemantauan untuk memastikan budidaya jagung di Lapas Terbuka Pasaman terus berjalan dengan optimal," katanya.
Bagi Lapas atau Rumah Tahanan Negara (Rutan) yang lahannya luas, Ditjenpas Sumbar juga terus mendorong agar mengaktifkan pembinaan untuk mendukung ketahanan pangan.
Kunrat menjelaskan ketahanan pangan adalah salah satu fokus dari Pemasyarakatan saat ini, sesuai dengan 13 program akselerasi yang dicabangkan oleh Menteri Imipas RI.
Selain ketahanan pangan, pembinaan di Lapas atua Rutan juga diorientasikan kepada pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta menjaga keamanan penjara.
Khusus di bidang UMKM, sejumlah Lapas telah menyelenggarakan berbagai unit usaha yang bisa dijadikan sebagai bekal keterampilan bagi warga binaan.
Seperti Lapas Alahan Panajgn yang menggerakkan UMKM bawang goreng, Lapas Bukittinggi dan Lapas Padang yang menggerakkan usaha sendal untuk hotel.
"Program Akselerasi yang telah dicanangkan oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI harus menjadi acuan kerja bagi pemasyarakatan di Sumbar," jelasnya.
