Padang (ANTARA) - Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumatera Barat (Sumbar) mencatat nilai ekspor sejumlah komoditas unggulan asal provinsi ini periode Januari-Agustus 2025 mencapai Rp2,2 triliun.
"Selama periode Januari hingga Agustus 2025, kami mencatat nilai ekspor komoditas unggulan asal Sumbar mencapai Rp2.224.100.000.000," kata Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumbar RM Ende Dezeanto, di Padang, Senin.
Dari jumlah tersebut komoditas tumbuhan menjadi penyumbang ekspor terbesar dengan nilai Rp2,2 triliun dengan 64 macam komoditas yang diekspor lebih ke 30 negara di dunia. Sementara, pada periode yang sama ekspor ikan mencapai Rp24,1 miliar.
"Komoditas andalan Sumbar, antara lain frozen tuna yang menjadi primadona dengan nilai Rp22,7 miliar diikuti dengan komoditas-komoditas ikan lainnya," kata Ende.
Mantan Kepala Karantina Gorontalo tersebut mengatakan, capaian ekspor selama delapan bulan terakhir itu menandakan komoditas unggulan asal Ranah Minang sudah siap bersaing di pasar global.
"Angka-angka yang fantastis ini menunjukkan bahwa produk-produk asli Sumatera Barat diterima dan bersaing di pasar global," kata dia.
Ia mengatakan pula setiap komoditas yang diekspor ke berbagai negara akan melalui tahap pemeriksaan ketat dari Balai Karantina setempat. Hal itu meliputi standar kesehatan, keamanan dan bebas dari hama dan penyakit. Tujuannya untuk mengantisipasi potensi penyebaran penyakit atau virus yang bisa saja terbawa oleh hewan, ikan maupun tumbuhan.
"Ini merupakan komitmen bersama agar ekspor yang kita lakukan bertanggung jawab terhadap kelestarian sumber daya alam," ujar dia menegaskan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar Novrial mengatakan pentingnya pengawasan oleh Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan terhadap komoditas-komoditas sebelum diekspor ke sejumlah negara.
"Keberadaan Balai Karantina ini tidak hanya sebatas mengawasi regulasi ekspor tetapi juga membantu upaya konservasi ikan, hewan dan tumbuhan," ujarnya.
