Ada apa saja Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional di Palembang?

id Sumsel,GPTPN Ke-X,Gerakan swasembada pangan,dinas pertanian tanaman pangan dan holtikultura

Ada apa saja Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional di Palembang?

Gubernur Sumsel Herman Deru saat diwawancarai usai peresmian Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional (GPTPN) ke-10 yang digelar di Jakabaring Sport City, Palembang. ANTARA/Ahmad Rafli Baiduri

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menjadi tuan rumah Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional (GPTPN) ke-10 yang digelar di Jakabaring Sport City, Palembang, 13-15 September 2025.

Gubernur Sumsel Herman Deru di Palembang, Sabtu, mengatakan program itu sebagai bagian dari upaya untuk mendukung petani lokal dalam meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan nasional, serta memperkuat sistem perbenihan nasional dalam mendukung target swasembada pangan.

"Ini merupakan upaya untuk memfasilitasi kerja sama produksi benih dan pemanfaatan teknologi budidaya padi pada lahan rawa terutama di Sumsel," katanya.

Deru mengatakan kebutuhan benih di Sumsel sekitar 27.000 ton per tahun. Namun, Sumsel baru mampu memenuhi sekitar 8.000 ton saja.

"Produktivitas pertanian tidak hanya bergantung pada luas lahan, tetapi juga pada kualitas input terutama benih unggul yang bersertifikat," kata dia

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Sumsel, Bambang Pramono mengatakan Gebyar Perbenihan Nasional kali ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan dua inovasi utama yang dikembangkan Sumsel.

Inovasi tersebut adalah teknologi padi apung untuk mengatasi tantangan budidaya di lahan rawa tergenang, serta peluncuran Gerakan Sumsel Mandiri Benih Padi yang ditargetkan tuntas pada tahun 2029.

“Padi apung ini sangat relevan karena sekitar 73 persen lahan pertanian di Sumsel adalah lahan rawa yang sulit ditanami saat musim hujan. Dengan teknologi ini, lahan yang tergenang pun tetap bisa dimanfaatkan,” katanya.

Ia menjelaskan jika gerakan kemandirian benih padi akan mulai diimplementasikan pada 2026 dengan menyalurkan bantuan benih untuk 200 ribu hektare lahan.

"Tujuannya agar petani dapat memproduksi atau mengakses benih sendiri tanpa tergantung pada pasokan dari luar daerah," jelasnya.

Dalam acara tersebut, Sumsel juga memamerkan 79 varietas benih unggul yang dapat menjadi referensi bagi kontingen dari 27 provinsi yang hadir.

“Sebanyak 398 peserta dari berbagai daerah bisa menyaksikan langsung varietas mana yang paling sesuai untuk wilayah mereka. Harapannya, Sumsel ke depan tak hanya mandiri benih, tapi juga bisa menjadi pemasok benih nasional,” kata Bambang.

Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Yudi Sastro mengapresiasi langkah Sumsel sebagai provinsi yang proaktif dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Menurut dia, penyelenggaraan acara di Sumsel sangat tepat, mengingat provinsi ini memiliki luas lahan pertanian yang besar, program strategis nasional yang aktif, serta kontribusi signifikan terhadap produksi pangan nasional.

“Benih adalah komponen paling mendasar. Harus cukup, datang tepat waktu, berkualitas, dan bersertifikat. Tanpa itu, produktivitas tidak akan optimal,” ujarnya.

Pewarta :
Editor: Syarif Abdullah
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.