Pemkot Payakumbuh terus upayakan penurunan angka stunting dengan Genting

id stunting dengan Genting,Pemkot Payakumbuh,(TPPS) Kota Payakumbuh,Payakumbuh

Pemkot Payakumbuh terus upayakan penurunan angka stunting dengan Genting

Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Payakumbuh yang digelar di Aula Ngalau Indah, Balai Kota Payakumbuh, Selasa (09/09). Antara/HO-Pemkot Payakumbuh

Payakumbuh (ANTARA) - Pemerintah Kota Payakumbuh terus memperkuat upaya penurunan angka stunting salah satunya adalah program unggulan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) yang kini berhasil mencapai 83 persen, melampaui target nasional triwulan III sebesar 75 persen.

Capaian tersebut terungkap dalam Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Payakumbuh yang digelar di Aula Ngalau Indah, Balai Kota Payakumbuh, Selasa (09/09).

Wakil Wali Kota Payakumbuh Elzadaswarman menegaskan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas menjadi pilar penting dalam pencapaian Visi Indonesia 2045.

Namun, visi tersebut akan sulit diwujudkan jika masalah stunting tidak ditangani secara serius.

“Percepatan penurunan stunting harus menjadi gerakan bersama lintas sektor. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi seluruh elemen masyarakat,” kata Wawako Elzadaswarman.

Ia mengatakan terdapat lima faktor utama penyebab stunting di Kota Payakumbuh, yaitu penyakit penyerta, paparan rokok, tidak ber-KB, rumah tidak layak huni, serta jamban dan sanitasi yang tidak memadai.

Melalui TPPS, pemerintah telah melakukan berbagai intervensi nyata, mulai dari konseling, edukasi, hingga perbaikan langsung di lapangan.

Sepanjang 2025, Pemko Payakumbuh berhasil memperbaiki 14 rumah tidak layak huni serta 24 kasus jamban dan sanitasi tidak memadai.

“Upaya ini kita lengkapi dengan program GENTING yang menghubungkan orang tua asuh dari unsur BUMN, BUMD, swasta, akademisi, hingga masyarakat dengan keluarga berisiko stunting,” jelasnya.

Program tersebut mencakup bantuan nutrisi, perbaikan sanitasi, penyediaan hunian layak, dan edukasi gizi bagi keluarga.

Dari target 752 keluarga berisiko stunting, saat ini 624 keluarga telah mendapatkan pendampingan, atau 83 persen, melampaui target nasional triwulan III.

“Ini capaian yang patut kita syukuri bersama. Namun, kita tidak boleh berpuas diri. Saya mengajak seluruh pihak untuk ikut serta menjadi orang tua asuh, agar anak-anak kita tumbuh sehat, cerdas, dan terbebas dari stunting,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Barat Mardalena Wati Yulia menekankan pentingnya komitmen berkelanjutan seluruh pihak dalam penanganan stunting.

Ia menjelaskan, stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, khususnya pada periode emas 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang berdampak permanen terhadap tumbuh kembang anak.

“Gerakan percepatan penurunan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat luas. Dengan sinergi program seperti GENTING, Tamasya, dan GATI, kita harapkan angka stunting terus menurun di Sumatera Barat, termasuk di Kota Payakumbuh,” ujarnya.

Rapat koordinasi ini turut dihadiri oleh pimpinan OPD terkait, camat dan lurah se-Kota Payakumbuh, kepala puskesmas, ahli gizi, penyuluh KB, serta perwakilan Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Pewarta :
Uploader: Jefri Doni
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.