Sawahlunto (ANTARA) - Upaya PT. Bukit Asam mendukung akselerasi pemasaran produk unggulan dari budidaya lebah kelulut atau madu galo galo di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat menunjukkan pencapaian signifikan dengan keberhasilan menembus pasar ekspor ke Malaysia.
Pembudidaya madu galo galo 'Cupiang' Hery Setiawan, di Sawahlunto, Senin mengatakan pembinaan dari PTBA sejak 2020 telah memperkuat kapasitas usahanya dalam manajemen, inovasi produk, hingga strategi pemasaran lintas daerah dan internasional.
“Awalnya kami hanya menjual madu ini secara lokal. Setelah bergabung sebagai mitra binaan Rumah BUMN PTBA, kami mendapatkan pelatihan, dukungan kemasan, dan difasilitasi ke berbagai pameran. Sekarang, produk kami sudah mulai diekspor ke Malaysia,” kata Hery.
Madu Galo-Galo Cupiang merupakan hasil budidaya lebah tanpa sengat yang dikelola secara alami dan higienis di kawasan Desa Santur Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto. Produk ini dikenal memiliki kandungan antioksidan tinggi dan manfaat kesehatan yang kuat. Selain madu, usaha ini juga memproduksi propolis, bee pollen, serta produk turunan seperti sabun, masker wajah, kopi propolis, balsem herbal, hingga madu dalam kemasan saset dan premium.
Hery mengungkapkan bahwa dalam satu periode panen selama 1,5 bulan, omzet usaha bisa mencapai Rp56 juta. Capaian ini mendorong dirinya untuk terus mengembangkan pasar serta menjaga keberlanjutan produksi.
“Kami punya mimpi agar Madu Galo-Galo Cupiang bisa dikenal dunia. Slogan kami sekarang adalah 4G – Galo-Galo Go Global,” ujar Hery.
Lebih dari sekadar usaha ekonomi, Hery juga menjadikan budidaya lebah tanpa sengat ini sebagai sarana edukasi lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat berbasis hasil hutan bukan kayu.
PTBA melalui Rumah BUMN Sawahlunto melihat potensi besar dari pengembangan usaha seperti ini. Selain memperkuat ekonomi masyarakat, produk seperti madu kelulut juga dinilai ramah lingkungan dan mendukung pelestarian ekosistem.
“Melalui kemitraan di Rumah BUMN, kami ingin memastikan UMKM seperti ini mampu tumbuh mandiri, siap ekspor, dan tetap berbasis potensi lokal,” kata General Manager PT. Bukit Asam Pertambangan Ombilin Yulfaizon.
