Maluku (ANTARA) - Lebih dari sekadar petualangan ekstrem, keberhasilan Tim Ekspedisi Wanadri 2025 menaklukkan Tebing Kaku Mahu di Pulau Buru menjadi bukti nyata bahwa kegiatan alam bebas dapat menyatu dengan misi pendidikan, ilmiah, dan pengabdian masyarakat.
Dimulai 28 April 2025, ekspedisi ini menempuh 15 hari perjalanan dari Desa Nanali hingga ke puncak karst Kaku Mahu. Jalur curam dengan medan karst yang rapuh menguji fisik dan mental seluruh tim. “Kami terus menjaga keselamatan tim di tengah cuaca ekstrem dan jalur yang penuh batu lepas,” kata Yoppi Rikson Saragih, Ketua Tim Ekspedisi dalam keterangan resminya. Rabu (14/5/2025)
Namun ekspedisi ini bukan hanya soal keberanian. Di dalam tim, seorang peneliti dari Mahatva – Fakultas Pertanian UNPAD turut serta untuk mengumpulkan sampel flora di sepanjang lintasan. Penelitian ini menjadi bagian penting dari upaya memahami biodiversitas karst Buru.
Selain itu, Wanadri juga membina hubungan erat dengan masyarakat lokal. Setelah turun dari puncak, tim melaksanakan coaching clinic bersama pemuda desa tentang teknik panjat tebing dan berencana membuka jalur sport climbing baru.
Keberhasilan ekspedisi ini menunjukkan bahwa eksplorasi alam bukan hanya perihal pencapaian, tetapi juga kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan masyarakat lokal.
“Ini bukan akhir. Ini awal dari hubungan panjang antara Wanadri dan tanah Buru,” pungkas Yoppi.