Sembelih lumba-lumba tak sembarangan, ini akibatnya

id KKP,Lumba-lumba

Sembelih lumba-lumba tak sembarangan, ini akibatnya

Potret kehadiran lumba-lumba di perairan Pulau Pramuka. (ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi.)

Sebagai tindak lanjut, lanjut Doni, KKP melalui BPSPL Makassar akan terus berkoordinasi dengan penyuluh perikanan dan aparat setempat dalam penanganan kasus tersebut.

"Selain itu, akan dilakukan sosialisasi kepada terduga pelaku serta langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang," ucap Doni.

Sebagaimana diketahui, lumba-lumba merupakan jenis satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, yang telah diperbarui melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024.

Pemanfaatan lumba-lumba dari alam tanpa izin merupakan pelanggaran terhadap regulasi tersebut.

Saat ini, kewenangan pengelolaan mamalia laut, termasuk paus dan lumba-lumba, masih berada di bawah Kementerian Kehutanan (Kemenhut).

Doni menambahkan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 oleh KKP masih menunggu keputusan lebih lanjut, mengingat adanya putusan sela Mahkamah Konstitusi yang menunda implementasi aturan tersebut.

"Informasi lebih lanjut akan disampaikan setelah adanya hasil koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat dan Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (UPT DJPKRL) Makassar," kata Doni.

Sebelumnya, seorang nelayan di Desa Komba-Komba Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna diduga menyembelih seekor lumba lumba hasil tangkapannya.

Peristiwa penyembelihan mamalia laut itu terjadi pada Jumat (07/03) siang. Aksi tak biasa seorang nelayan ini terekam dalam video yang berdurasi 59 detik. Video tersebut ramai beredar di grup WhatsApp di hari yang sama.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KKP usut motif penyembelihan lumba-lumba oleh warga di Muna