Badan Geologi: Pelepasan gas SO2 Marapi masih tergolong rendah

id Gunung marapi, evaluasi Marapi, badan geologi,Erupsi gunung marapi,Gas so2

Badan Geologi: Pelepasan gas SO2 Marapi masih tergolong rendah

Sejumlah warga melintas di area persawahan dengan latar Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. ANTARA/Muhammad Zulfikar

Padang (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan pelepasan gas Sulfur Dioksida (SO2) Gunung Marapi yang berada di Sumatera Barat (Sumbar) masih tergolong rendah meskipun adanya peningkatan aktivitas gunung api tersebut.

"Meskipun aktivitas Gunung Marapi cenderung meningkat, namun laju emisi (fluks) gas SO2 yang terpantau satelit sentinel masih terdeteksi dengan

kuantitas yang rendah," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid melalui keterangan tertulis yang diterima di Padang, Senin.

Hal tersebut disampaikan Muhammad Wafid terkait evaluasi Gunung Marapi periode 16-31 Oktober 2024. Dalam laporan itu, Badan Geologi melaporkan gempa letusan atau erupsi terekam kembali setelah dalam dua pekan sebelumnya gempa ini tidak terekam.

Dalam laporan terakhirnya pada 28 Oktober 2024 gas SO2 terukur sebanyak 24 ton per hari. Kondisi ini mencerminkan aktivitas Gunung Marapi masih dominan berupa degassing atau pelepasan gas dengan kandungan gas magmatik SO2 yang masih tergolong rendah.

Secara umum aktivitas gunung api yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam itu mengalami peningkatan. Oleh karena itu, aktivitas erupsi atau letusan dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan akumulasi energi.

"Aktivitas erupsi dapat terjadi semakin intensif bila pasokan fluida (magma dan gas) dari kedalaman mengalami peningkatan," ujar dia mengingatkan.

Jika terjadi letusan potensi bahaya dari lontaran material diperkirakan berada di sekitar puncak Gunung Marapi, atau di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat erupsi yakni Kawah Verbeek. Badan Geologi juga mengingatkan adanya potensi abu erupsi yang dapat mengganggu saluran pernapasan hingga aktivitas kebandarudaraan.

Tidak hanya itu, material erupsi yang selama ini terendapkan di bagian puncak maupun lereng gunung masih tetap berpotensi menjadi lahar dingin saat bercampur dengan air hujan. Potensi ancaman ini terutama dapat terjadi di aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi.*

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Badan Geologi: Pelepasan gas SO2 Marapi masih tergolong rendah