Kementerian PU percepat penyelesaian Bendungan Jlantah

id Bendungan Jlantah

Kementerian PU percepat penyelesaian Bendungan Jlantah

PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengungkapkan, pembangunan Bendungan Jlantah dan Jragung di Jawa Tengah mencapai 86,09 persen. ANTARA/ (HO-Waskita Karya)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air mempercepat penyelesaian konstruksi Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng).

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia menyatakan komitmen Kementerian PU untuk mempercepat penyelesaian konstruksi bendungan.

“Kami berkomitmen untuk menyelesaikannya,” ujar Bob di Jakarta, Selasa.

Dalam upaya meningkatkan kapasitas tampungan air secara nasional, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus melakukan percepatan penyelesaian konstruksi bendungan dan embung di berbagai daerah. Salah satu proyek strategis yang hampir selesai adalah Bendungan Jlantah, berlokasi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Bendungan Jlantah memiliki luas genangan 50,45 hektare dan kapasitas tampung 10,97 juta m3 yang bersumber dari aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru. Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 70 m (dari dasar sungai), panjang puncak 404 m, lebar puncak 12 m, elevasi puncak bendungan +690 m.

Bendungan ini dibangun oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp1,02 triliun. Saat ini progres fisik bendungan mencapai 93,25 persen dan ditargetkan dapat diresmikan pada Januari 2025.

Setelah rampung Bendungan Jlantah akan memiliki beberapa manfaat. Pertama sebagai penyediaan air baku sebesar 150 liter/detik untuk Kecamatan Jumapolo, Jumantono, dan Jatipuro di Kabupaten Karanganyar.

Kedua suplai air irigasi untuk area irigasi D.I. (Daerah Irigasi) Jlantah seluas hektare di Kabupaten Karanganyar, mencakup 806 hektare irigasi yang sudah ada dan 688 hektare irigasi baru. Ketiga, reduksi banjir sebesar 70,33 m3/detik atau 51,26 persen dari debit banjir periode ulang 50 tahun. Keempat, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 mega watt. Terakhir sebagai potensi pariwisata.

Sementara itu, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen SDA Adenan Rasyid menjelaskan sebagai negara agraris, Indonesia memerlukan banyak bendungan untuk memperkuat ketahanan pangan dan air.

”Bendungan juga memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian nasional,” ujar Adenan Rasyid.

Bendungan Jlantah akan menambah kapasitas tampungan air di Jawa Tengah guna mendukung ketahanan pangan dan air yang berkelanjutan.

Selain Bendungan Jlantah, Kementerian PU juga tengah membangun Bendungan Bener di Purworejo dan Bendungan Jragung di Semarang. Ketiganya akan melengkapi jaringan bendungan di Jawa Tengah, termasuk Bendungan Gondang di Karanganyar, Logung di Kudus, Pidekso di Wonogiri, dan Randugunting di Blora.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kementerian PU percepat penyelesaian Bendungan Jlantah di Jateng