KPU Kota Solok ajak siswa SMA jadi pemilih cerdas pada Pilkada 2024

id KPU, Kota Solok, siswa SMA, pemilih cerdas, Pilkada 2024

KPU Kota Solok ajak siswa SMA jadi pemilih cerdas pada Pilkada 2024

Komisioner KPU Kota Solok Yance Gaffar saat melakukan sosialisasi tentang pemilih cerdas pada Pilkada 2024 ke sekolah SMA di Kota Solok, Sumatera Barat. ANTARA/HO-Diskominfo Kota Solok.

Solok (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solok, Sumatera Barat mengajak siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota itu agar menjadi pemilih cerdas pada Pilkada serentak 2024.

Komisioner KPU Kota Solok Yance Gaffar di Solok, Sabtu mengatakan menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah pada 27 November 2024 mendatang, berbagai upaya telah dilakukan KPU Kota Solok guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menyalurkan hak pilihnya.

Salah satu langkah yang dilakukannya adalah melalui sosialisasi kepada pelajar di sejumlah SMA maupun lembaga pendidikan sederajat.

Yance mengatakan bahwa sosialisasi yang dilaksanakan menyasar kepada pelajar tingkat SMA sebagai pemilih pemula dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran demokrasi calon pemilih pemula.

“Kegiatan ini kami lakukan dalam rangka memberikan kesadaran demokrasi yang fundamental kepada para calon pemilih pemula dalam menggunakan hak politiknya nanti,” ujar dia.

Menurut dia kehadiran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada Kurikulum Merdeka Belajar yang diterapkan saat ini selaras bagi pemilih pemula terutama pelajar.

"Terlebih dalam menggunakan hak pilih secara cerdas dan bijak dalam mewujudkan pemilu yang berkualitas di masa mendatang," kata Yance.

Menurutnya, generasi muda harus memahami pentingnya partisipasi dalam pemilu, mengingat di pundak mereka lah berada masa depan bangsa yang akan menentukan arah pembangunan daerah, bangsa dan negara ini ke depannya.

Selain itu, Yance juga mengajak siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat menjadi pemilih cerdas dalam pilkada nantinya, dengan tidak terlibat maupun terjebak dalam hal-hal yang diharamkan dalam proses pemilu yang bisa berujung pada tindak pelanggaran.

Menurut Yance, siswa juga mesti aktif mencari tahu tentang siapa calon pemimpin yang akan dipilih dalam pilkada nantinya.

Untuk mencari tahu terkait informasi latar belakang para calon, tambahnya, bisa memanfaatkan teknologi informasi seperti telepon genggam atau media daring lainnya.

Dengan pemikiran yang kritis dan keingintahuan yang tinggi, Yance optimistis para siswa tidak gampang terpengaruh dengan isu SARA ataupun politik uang menjelang pilkada nanti.

Selain itu, Yance juga memberikan pengetahuan tentang teknis pemilihan seperti jumlah surat suara yang akan dipakai hingga syarat administrasi yang diperlukan.

"Mereka yang usia 17 tahun agar bisa menggunakan hak pilih yang diberikan negara jangan sampai ini disia-siakan kita semua punya hak yang sama," ucapnya.