Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat, mencatat warga tamatan SMA sederajat dari keluarga miskin yang telah dikuliahkan melalui program pendidikan Satu Keluarga Satu Sarjana (Saga Saja) semenjak 2018 sampai 2024 telah mencapai 380 orang.
“Program Saga Saja adalah salah satu program unggulan di Pemkot Pariaman yang tertuang di RPJMD Kota Pariaman 2018-2023, dan sudah kita laksanakan dari tahun 2018 sampai dengan saat ini," kata Asisten Administrasi Pembangunan dan Umum Sekretariat Daerah Kota Pariaman, Elfis Candra di Pariaman, Sabtu.
Ia mengatakan melalui program tersebut anak-anak tamatan SMA sederajat yang berasal dari ekonomi lemah dapat menempuh pendidikan vokasi terbaik di Indonesia baik yang ada di dalam maupun di luar provinsi itu.
Karena peserta program tersebut dari keluarga ekonomi lemah maka Pemkot Pariaman membebaskan biaya kuliah peserta mulai dari biaya masuk sampai tamat hingga memberikan uang bulanan yang jumlahnya bervariasi tergantung di mana mereka menempuh pendidikan, kata dia.
Ia menyampaikan untuk menjalankan program tersebut Pemkot Pariaman bekerja sama dengan belasan perguruan tinggi serta untuk pembiayaan pihaknya bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional setempat.
Tujuan dari program tersebut yaitu agar peserta program itu nantinya mendapatkan ilmu dan keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja dengan gaji yang layak sehingga dapat mengangkat perekonomian keluarga.
Elfis merincikan jumlah peserta Saga Saja per tahun semenjak program itu diluncurkan yaitu pada 2018 sebanyak 10 orang, 2019 sebanyak 35 orang, 2020 sebanyak 66 orang, 2021 sebanyak 77 orang, 2022 sebanyak 67 orang, 2023 sebanyak 84 orang, dan 2024 ini sebanyak 41 orang.
“Jadi, Pemerintah Kota Pariaman dari 2018 sampai 2024 sudah 380 mahasiswa kurang mampu yang telah dibiayai kuliahnya," katanya.
Ia berharap Saga Saja dapat membantu mewujudkan masyarakat yang unggul dan produktif sehingga ketika menyelesaikan pendidikan para peserta mendapatkan pekerjaan atau membuka usaha sehingga dapat mengangkat perekonomian keluarga.
"(Tentu ini dapat) mengurangi angka pengangguran yang nantinya akan berimbas pada Kota Pariaman yang lebih maju dan sejahtera," ucapnya.*