London (ANTARA) - Inggris sedang mengalami gelombang kerusuhan terburuk sejak 13 tahun, ketika para pengunjuk rasa penganut ekstrem-kanan menjadikan pencari suaka dan komunitas etnis minoritas di seluruh negeri sebagai target.
Gelombang disinformasi anti Muslim di media sosial telah memicu Islamofobia dan kekerasan ekstrem-kanan setelah penikaman fatal di kota tepi laut Southport di Inggris utara pada 29 Juli.
Laporan palsu yang disebarluaskan akun media sosial kalangan ekstremis sayap kanan itu mengeklaim bahwa tersangka penikaman merupakan seorang imigran Muslim. Tuduhan itu juga disuarakan dengan teriakan-teriakan pedas massa Islamofobia.
Kepolisian sejauh ini menyebut tersangka pelaku itu sebagai seorang laki-laki berusia 17 tahun yang lahir di Cardiff, ibu kota Wales. Lelaki itu disebutkan tinggal di sebuah desa dekat Southport.
Kekerasan bermula pada Senin (29/7) saat tiga gadis cilik berusia enam, tujuh, dan sembilan tahun tewas akibat ditikam di Southport, Inggris barat laut.
Pada Selasa (30/7) kerusuhan merebak di Southport dalam semalam. Massa yang berjumlah hingga 300 orang, termasuk anggota Liga Pertahanan Inggris, sebuah kelompok sayap kanan anti Muslim, menyerang sebuah masjid di kota tersebut.
Mereka juga menyerang polisi, membakar mobil, menghancurkan properti, serta menyebabkan sedikitnya 50 petugas terluka. Polisi Merseyside menangkap empat orang.
Keesokan harinya pada Rabu (31/7), kekacauan itu menyebar ke Newton Heath, di utara Manchester. Para perusuh menargetkan hotel Holiday Inn, yang diyakini menampung para pencari suaka. Mereka melemparkan berbagai benda ke arah polisi dan menyerang seorang sopir bus.
Kekerasan juga terjadi di luar Downing Street di London. Para perusuh menyerang polisi dan melemparkan suar, yang mengakibatkan lebih dari 100 orang ditangkap.
Massa berjumlah sekitar 200 orang berkumpul di luar sebuah hotel di Aldershot yang menampung para pencari suaka.
Kekerasan terus meluas, kelompok ekstrem kanan terus melakukan aksi di seluruh Inggris dan Belfast, Irlandia Utara.
Di Kota Sunderland, massa membakar mobil dan kantor pemerintah.
Di Rotherham, ratusan pengunjuk rasa sayap kanan merusak Holiday Inn Express yang menampung para pencari suaka, serta melemparkan bata ke arah polisi, menghancurkan jendela hotel, dan membakari tong-tong sampah.
Untuk mengatasi kekerasan yang meluas di seluruh Inggris, Dewan Kepolisan Nasional mengerahkan 4.000 petugas tambahan untuk menangani kekacauan yang meluas tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengutuk penargetan terhadap komunitas Muslim dan etnis minoritas lainnya, termasuk serangan ke masjid.
PM juga mengecam “kekerasan yang tidak disengaja” yang dilakukan oleh orang-orang yang memberi hormat ala Nazi.
Di tengah pergulatan mengatasi demonstrasi yang penuh kekerasan ini, lebih dari 140 orang telah ditangkap sejak Sabtu malam (3/8). Situasinya masih bergejolak, dan pihak berwenang meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah kekerasan berlanjut.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Inggris alami gelombang kerusuhan terburuk sejak 13 tahun
Berita Terkait
Pasca kerusuhan di Inggris, para pelanggar hadapi dakwaan terorisme
Rabu, 7 Agustus 2024 9:08 Wib
Sidang perdanan kasus kerusuhan tolak relokasi Pulau Rempang
Kamis, 21 Desember 2023 16:24 Wib
Tewaskan 10 orang, Komisi I DPR dorong investigasi mendalam terkait kerusuhan di Wamena
Sabtu, 25 Februari 2023 13:40 Wib
Polri kirim dua pleton brimob dikirim ke Dogiyai perketat keamanan pasca kerusuhan
Minggu, 13 November 2022 13:33 Wib
Menko Polhukam gelar rakor bahas penanganan tragedi di Stadion Kanjuruhan
Senin, 3 Oktober 2022 6:44 Wib
PSSI larang Arema FC jadi tuan rumah sepanjang musim 2022
Minggu, 2 Oktober 2022 6:34 Wib
PT LIB hentikan Liga 1 Indonesia satu pekan akibat kerusuhan di Malang
Minggu, 2 Oktober 2022 6:31 Wib
Stadion Rusak Akibat Kerusuhan Suporter
Jumat, 16 September 2022 14:20 Wib