63 karya anak kolaborasi dengan penyandang disabilitas dipamerkan di Galeri Taman Budaya Sumbar
Padang (ANTARA) - Sebanyak 63 karya seni rupa anak berkolaborasi dengan karya dari penyandang disabiltas dipamerkan dalam rangka memperingati hari anak nasional di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat di Padang, Selasa.
"Pameran bertajuk Sunyi Nan Meriah, yang masuk dalam rangkaia Festival Seni Anak Bahagia (SABA) yang memamerkan 55 karya dari sanggar kancil, 8 karya dari SLBN 2 dan PSBN Tuah Sakato dengan total 63 pengkarya," kata Kepala Seksi Produksi dan Kreasi Seni Budaya, UPTD Taman Budaya Sumbar Ade Efdira, Selasa.
Dijelaskannya, kegiatan itu sengaja dibuat kolaborasi antara pelaku seni dari kalangan anak-anak dengan penyandang disabilitas sebagai ruang kreativitas bersama untuk saling mengapresiasi dan menghargai, semacam inklusivitas berkesenian.
Pamong budaya madya Dinas Kebudayaan Sumatera Barat Syuhendri menambahkan, kegiatan itu merupakan apresiasi oleh UPTD Taman Budaya Sumatra Barat untuk membukakan ruang berkreatifitas bagi anak-anak atau para seniman yang berkebutuhan khusus yang selama ini nyaris jarang tersentuh.
"Pameran seni rupa yang melibatkan para calon perupa yang melibatkan anak-anak istimewa ini dinaungi oleh sekolah luar biasa Negeri 2 Padang. Sekolah ini menampilkan beberapa anak berbakat mereka dalam hal seni rupa bidang seni lukis," katanya.
Syuhendri menyebutkan, Anggia Dwipa Mandiri, Shang Perdana, dan Danil Afrianto ketiganya siswa penyandang Tuna Rungu di bawah asuhan sang guru Qori Adriandi yang ikut menampilkan karya lukisnya.
"Lima karya yang dipamerankan oleh siswa berkebutuhan khsusus dengan bakat istimewa ini, tiga diantaranya mengambil objek bunga, selanjutnya dua lukisan lainnya mengambil manusia sebagai objek karya mereka," kata Syuhendri.
Karya –karya itu ditaungkan diatas kanvas dengan menggunakan cat akrilik dalam warna yang meriah , tajam dan berani.
Meurutnya ketiga pelukis telah mengekspresikan gejolak pemikiran mereka tentang hidup yang penuh gelora. Kemeriahan bagi mereka mungkin menjadi sesuatu yang mahal, namun sunyi yang selalu dialami menimbulkan kemeriahan yang baru dalam karya-karya yang mereka lahirkan. [*]
"Pameran bertajuk Sunyi Nan Meriah, yang masuk dalam rangkaia Festival Seni Anak Bahagia (SABA) yang memamerkan 55 karya dari sanggar kancil, 8 karya dari SLBN 2 dan PSBN Tuah Sakato dengan total 63 pengkarya," kata Kepala Seksi Produksi dan Kreasi Seni Budaya, UPTD Taman Budaya Sumbar Ade Efdira, Selasa.
Dijelaskannya, kegiatan itu sengaja dibuat kolaborasi antara pelaku seni dari kalangan anak-anak dengan penyandang disabilitas sebagai ruang kreativitas bersama untuk saling mengapresiasi dan menghargai, semacam inklusivitas berkesenian.
Pamong budaya madya Dinas Kebudayaan Sumatera Barat Syuhendri menambahkan, kegiatan itu merupakan apresiasi oleh UPTD Taman Budaya Sumatra Barat untuk membukakan ruang berkreatifitas bagi anak-anak atau para seniman yang berkebutuhan khusus yang selama ini nyaris jarang tersentuh.
"Pameran seni rupa yang melibatkan para calon perupa yang melibatkan anak-anak istimewa ini dinaungi oleh sekolah luar biasa Negeri 2 Padang. Sekolah ini menampilkan beberapa anak berbakat mereka dalam hal seni rupa bidang seni lukis," katanya.
Syuhendri menyebutkan, Anggia Dwipa Mandiri, Shang Perdana, dan Danil Afrianto ketiganya siswa penyandang Tuna Rungu di bawah asuhan sang guru Qori Adriandi yang ikut menampilkan karya lukisnya.
"Lima karya yang dipamerankan oleh siswa berkebutuhan khsusus dengan bakat istimewa ini, tiga diantaranya mengambil objek bunga, selanjutnya dua lukisan lainnya mengambil manusia sebagai objek karya mereka," kata Syuhendri.
Karya –karya itu ditaungkan diatas kanvas dengan menggunakan cat akrilik dalam warna yang meriah , tajam dan berani.
Meurutnya ketiga pelukis telah mengekspresikan gejolak pemikiran mereka tentang hidup yang penuh gelora. Kemeriahan bagi mereka mungkin menjadi sesuatu yang mahal, namun sunyi yang selalu dialami menimbulkan kemeriahan yang baru dalam karya-karya yang mereka lahirkan. [*]