Perantau Minang Belanda berikan bantuan bencana alam Sumbar

id Bantuan perantau Minang di Belanda bagi korban banjir

Perantau Minang Belanda berikan bantuan bencana alam Sumbar

Perwakilan Perantau Minang Belanda (PMB) menyalurkan bantuan kemanusiaan bencana banjir bandang lahar dingin di Sumatera Barat, Sabtu (15/6/2024). Antara/HO-dokumentasi pribadi)

Bukittinggi (ANTARA) - Perantau Minang yang berada di negara Belanda ikut serta dalam bantuan kemanusiaan bencana alam banjir bandang lahar dingin yang terjadi beberapa waktu lalu.

Ketua Perantau Minang Belanda (PMB) Yef Darwis mengatakan bantuan digalang langsung dari masyarakat Minang yang berada di Belanda dan dikirimkan ke Indonesia.

"Kami kumpulkan secara bersama-sama begitu mendengar kabar Sumbar dilanda bencana, ada juga tambahan donasi dari pihak kedutaan," kata Yef Darwis dari Rotterdam, Belanda, melalui telepon genggam, Sabtu.

Ia menegaskan PMB merupakan organisasi yang salah satu tujuannya peduli dengan kampung halaman, selain berupaya melestarikan Budaya Adat Minangkabau dan kerukunan dalam kekeluargaan di Eropa, khususnya Belanda.

"PMB sudah membantu sebanyak dua tahap. Pertama kami salurkan berupa beras sembako dan uang ke korban bencana secara umum, totalnya sekitar Rp 28 juta," katanya.

Pada tahap kedua, PMB memberikan bantuan uang untuk korban yang rumahnya hancur, petani yang hilang pekerjaan, serta pengadaan kembali alat pertanian.

"Kami dibantu oleh keluarga anggota PMB yang ada di Sumbar untuk pendataan korban yang layak dibantu. Tahap kedua difokuskan ke Tanah Datar," kata Yef Darwis.

Ia menyebutkan bantuan diberikan langsung antara lain kepada 13 orang yang rumahnya hanyut, 9 orang yang rumahnya rusak parah, dan 23 orang untuk para petani yang mata pencariannya hilang karena bencana.

"Semua bantuan kami ini diterima masyarakat dengan senang hati. PMB sekarang ini juga dalam pengumpulan dana untuk gelombang ketiga," kata dia.

Ia berharap bantuan itu bisa memberikan kekuatan kembali kepada korban banjir. "Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang meriset data korban serta membantu menyalurkan," sebutnya.

PMB didirikan pada 2016 di Belanda oleh Ramon Mohandas yang saat itu menjabat sebagai Atase Pendidikan dan kebudayaan KBRI Den Haag.

PMB aktif melakukan kegiatan kesenian yang ditujukan untuk lebih memperkenalkan budaya Sumatera Barat di Eropa dengan istilah "Me-Minangkan Eropa".