Solok (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok, Sumatera Barat (Sumbar), menyebut bahwa pentingnya pemahaman dan kesadaran tentang kesehatan mental kejiwaan bagi masyarakat di daerah setempat.
Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Kota Solok Hiddayaturrahmi di Solok, Rabu, mengatakan gangguan kesehatan jiwa rentan dialami oleh siapa saja tanpa memandang usia.
Apalagi di tengah-tengah bertambah beratnya tekanan hidup pada era globalisasi seperti saat ini, kata dia, risiko kecenderungan stres diprediksi semakin tinggi.
Ia mengatakan selama ini gejala-gejala gangguan kesehatan jiwa kurang disadari dan dipahami oleh masyarakat. Hal itu karena ketidaktahuan masyarakat yang hanya peduli terhadap kesehatan fisik saja.
Hiddayaturrahmi juga mengatakan kesehatan tidak hanya berupa fisik semata, tetapi juga kesehatan jiwa. "Siapa saja bisa rentan terganggu kesehatan jiwanya. Terlebih, jangan antipati terhadap pasien gangguan jiwa. Tetapi berikan mereka perhatian dan kepedulian,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan untuk mengantisipasi masalah gangguan jiwa di kota itu, sebelumnya Dinkes Kota Solok telah mengadakan pertemuan untuk masyarakat peduli kesehatan jiwa di kelurahan yang diadakan di Aula Puskesmas Nan Balimo Kota Solok.
Peserta pertemuan ini merupakan masyarakat dengan kelompok rentan yang memiliki masalah gangguan kejiwaan, seperti ibu hamil, penderita penyakit kronis, dan orang tua yang mempunyai anak usia sekolah (remaja).
Sebanyak 45 peserta yang hadir merupakan kelompok masyarakat dari kelurahan di Kota Solok yang merupakan wilayah kerja puskesmas se-Kota Solok.
Dokter Spesialis Kejiwaan Sulistiana Dewi selaku narasumber ahli dari Rumah Sakit M Natsir Kota Solok mengatakan kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang kesehatan mental juga menjadi faktor yang ikut berkontribusi terhadap tingginya prevalensi penyakit jiwa.
“Upaya preventif kesehatan jiwa ditujukan untuk mencegah terjadinya masalah kejiwaan, mencegah timbulnya atau kambuhnya gangguan jiwa, mengurangi faktor risiko akibat gangguan jiwa pada masyarakat secara umum atau perorangan, serta mencegah timbulnya dampak masalah psikososial,” kata Sulistiana Dewi.
Berita Terkait
Pemprov Sumbar pastikan beri santunan bagi korban longsor tambang emas
Sabtu, 28 September 2024 18:49 Wib
Plt Gubernur Sumbar tegaskan pengawasan tambang minerba di pusat
Sabtu, 28 September 2024 18:48 Wib
Tim gabungan terapkan cara estafet evakuasi korban tambang longsor
Sabtu, 28 September 2024 13:25 Wib
Basarnas lanjutkan pencarian dua korban tertimbun longsor tambang emas
Sabtu, 28 September 2024 13:24 Wib
Pemkab Solok turun langsung tangani bencana longsor tambang emas
Sabtu, 28 September 2024 13:24 Wib
Kepemimpinan Erick Thohir, LUTD Hadir di Pedalaman Alahan Panjang Kabupaten Solok
Sabtu, 28 September 2024 12:20 Wib
PLN UID Sumbar bentuk desa derdaya Aia Dingin
Jumat, 27 September 2024 23:33 Wib
BPBD terus upayakan evakuasi korban tertimbun longsor tambang emas
Jumat, 27 September 2024 18:46 Wib